SuaraBanyuurip.com – D Suko Nugroho
Bojonegoro – Proyek konstruksi Unitisasi Gas Lapangan Jambaran – Tiung Biru (J-TB) yang berpusat di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan dimulai pada awal 2017 mendatang. Meski demikian, sekarang pekerjaan pra konstruksi berupa civil work telah dimulai PT Pembangunan Perumahan (PP), kontraktor Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC).
“Untuk tender konstruksi paling lambat akhir 2016 selesai, sehingga 2017 bisa jalan. Syukur-syukur bisa lebih cepat,†kata Kepala Bagian Humas SKK Migas, Elan Biantoro usai survey calon lokasi lahan pengganti tanah kas desa (TKD) Gayam beberapa waktu lalu.
Ditanya siapa saja peserta tender konstruksi proyek JTB, Elan mengaku tidak hafal detailnya. Karena yang menenderkan PEPC, sebagai kontraktor kontrak kerja sama (K3S).
“Waduh..kalau itu tanya ke PEPC deh. Penyelenggara lelangnya mereka,” ucap mantan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) itu.
Namun begitu, lanjut dia, karena nilai tender proyek J-TB di atas USD 20 juta, maka untuk penentuan pemenangnya akan dimintakan persetujuan kepada SKK Migas.
“Kita hanya memeriksa saja. Kita tidak bisa intervensi ikut dari awal. Yang lebih tahu PEPC,†tegas Elan.
Sesuai skenario, gas JTB dialirkan ke Pertamina holding dan Pupuk Kujang. LaÂpangan JTB ditargetkan mulai produksi sebesar 227 juta kaki kubik gas bumi per hari pada kuartal pertama 2019, dan mencapai puncak produksi sebesar 315 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) paÂda 2020.
RenÂcananya dilakukan enam sumur pengembangan dan pembangunan fasiÂliÂtas pengolahan dan penÂduÂÂkungnya. Total investasi diproyeksikan sebesar US$2,056 miliar atau sekitar Rp28 triliun, dengan rincian US$279,5 juta untuk biaya sumur dan US$1,777 miliar untuk fasilitas produksi
“Nanti dari pertamina bisa kemana-mana. Bisa ke Pertagas, PGN dan lainnya,†pungkas Elan.(suko)