Ajak Puasa Sunah Hingga Galang Dana Santunan

peringatan Muharam di Smpn 1 purwosari

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro -  Bulan Muharam 1440 Hijriyah menjadi bulan istimewa bagi SMP Negeri 1 Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Beragam kegiatan dilaksanakan lembaga pendidikan yang berada di sebelah barat Bojonegoro tersebut.

Rangkaian kegiatan dimulai pada Senin (17/9/2018), dengan upacara yang mengambil tema peristiwa keislaman yang terjadi pada 10 Muharram. Pembina upacara menceritakan tentang berlabuhnya kapal Nabi Nuh di Bukit Zuhdi setelah 6 bulan terapung banjir, selamatnya Nabi Ibrahim dari siksa api Raja Namrud sebagai hukuman karena menghancurkan berhala yang disembah kaumnya, Nabi Yunus yang keluar dari perut ikan hiu setelah 40 hari 40 malam dan beberapa peristiwa lainnya.

Selain itu ajakan melakukan puasa sunah kepada seluruh guru, karyawan TU dan siswa/siswi mulai Rabu hingga Kamis (19 – 20/9/2018). Ajakan ini disebarkan melalui gerakan pemasangan lafal niat kedua puasa sunah pada majalah dinding (mading) sekolah dan group WhatsApp guru, karyawan dan walikelas, dan siswa perwaliannya.

Juga penggalangan dana dari guru dan karyawan TU untuk menyantuni siswa/siswi yatim piatu dan yatim. Penggalangan dilakukan selama lima hari mulai Senin hingga hari ini. 

Baca Juga :   1000 Sekolah Akan Dipasang Internet

Rangkaian kegiatan Muharam ditutup dengan apel rutin di lapangan upacara sekolah dengan pemberian tausiyah tentang penjelasan hadits keutamaan menyantuni anak yatim oleh Guru Agama Islam, Ahmad Hadi. Kemudian dilanjutkan pemberian santunan kepada 4 siswa/siswi yatim piatu dan 37 siswa/siswi yatim oleh Kepala Sekolah, Djoko Sutrisno bersama Wakil Kepala Sekolah Muh Sholeh, dan Ahmad Hadi.

“Santunan ini telah menjadi kegiatan rutin tahunan. Sudah empat kali kita laksanakan,” kata Djoko Sutrisno usai memberikan santunan, Jumat (21/9/2018).

Pria ramah ini berharap dengan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan ini dapat meningkatkan ketaqwaan dan menumbuhkan kepedulian terhadap sesama utamanya anak yatim piatu maupun yatim.

“Ini sebagai bentuk pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini,” pungkas pria yang berdomisili di Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah itu.(suko)


» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *