Bayi Hidup Dibalik Jeruji Besi

Bayi hidup dijeruji besi

SuaraBanyuurip.com

Sudah semestinya, setiap anak/bayi di Indonesia memiliki hak hidup dan tumbuh kembang di lingkungan yang sehat. Menjadi berbeda jika, ada bayi yang harus hidup di balik jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B yang beroperasi di Jalan Veteran Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Terhitung sejak tanggal 7 Juni 2018 lalu, suasana berbeda terasa di Blok E/ blok wanita. Bukan karena bisik-bisik tahanan wanita, melainkan tangisan dan ocehan bayi yang terdengar sampai ke sudut lorong.

Bayi laki-laki yang usianya kurang dari 2 bulan itu, merupakan buah hati dari tahanan bernama Mei Wulansari. Bayi berkulit putih bersih itu statusnya bukan tahanan, melainkan titipan dengan pertimbangan masih membutuhkan kasih sayang dan Asi dari bundanya.

Kehadiran penghuni mungil di Blok E, tak membuat tahanan lainnya risih. Justru sebaliknya, mereka menyambutnya dengan suka cita. Bagai malaikat kecil, bayi yang lahir di RSUD Koesma Tuban ini kondisinya sehat sebagaimana ibunya.

“Dia (bayi) jarang rewel, kalau menangis itu hanya ingin minum susu,” terang Mei, saat ditemui suarabanyuurip.com di kamarnya ukuran sekira 4×3 meter.

Sejak divonis 20 bulan karena kasus pencurian, Mei pertama kali masuk Lapas sudah mengandung janin selama empat bulan. Dia bersyukur dapat melalui proses persalinan, dengan semua biaya dibantu pihak Lapas Tuban. Tanpa uluran tangan tersebut, dia tidak tahu bagaimana nasib buah hatinya kelima itu.

Baca Juga :   Mengais Rupiah dari Produksi Bata Merah

Alasannya si jabang bayi dibawa ke Lapas, karena kondisi orang tuanya yang sudah tua. Pastinya akan kuwalahan mengurus putranya. Ditambah suaminya juga dikabarkan telah mendekam di sel Mapolres Tuban.

“Kasihan orang tua saya kalau merawat bayi ini sendiri,” terangnya sambil menimang bayinya supaya lekas tidur.

Perempuan yang tercatat sudah tiga kali keluar masuk Lapas Tuban ini, mengaku berhutang budi dengan pegawai Lapas. Dikarenakan semua kebutuhan susu, popok, dan perlengkapan bayinya dipenuhi secara gratis.

“Terimakasih pula diizinkan merawat anak saya di dalam kamar tahanan,” ucap perempuan asal Kecamatan Tuban ini.

Keberadaan bayi laki-laki di Blok E dibenarkan oleh Kasi Binadik dan Ginaja Lapas Kelas II B Tuban, Subianto. Pria kelahiran Ngawi ini, menegaskan jika masuknya bayi di blok wanita tidak menambah daftar penghuni Lapas.

“Statusnya bayi titipan selama masih membutuhkan Asi,” tutur pria ramah ini.

Biyanto sapaan akrabnya, menegaskan, pertimbangan pihak Lapas mengizinkan bayi itu tinggal karena kebutuhan susu dan kesehatannya. Atas dasar rasa kemanusiaan itulah, diharapkan bayi itu tetap mendapatkan kasih sayang dari ibunya meskipun harus dibalik jeruji besi.

Untuk menyukseskan momentum Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli, Lapas Tuban juga menjalin kerjasama dengan Puskesmas Kebonsari, Kecamatan Tuban. Sinergi tersebut sebagai jaminan bahwa kesehatan bayi juga diperhatikan.

Baca Juga :   Ditampar Suami Masuk Bui

“Setiap bulan ada pemeriksanaan dari Puskesmas Kebonsari. Disamping itu, menu makanan, susu, dan popok bayi juga kami sediakan,” jelasnya.

Sayangnya untuk beristirahat, Mei bersama bayinya harus berbagi tempat dengan sembilan tahanan lainnya. Dikarenakan di Blok E hanya ada tiga kamar. Dua diantaranya dihuni 12-15 tahanan, sedangkan kamar satunya ditunjuk sebagai kamar si bayi karena penghuninya lebih sedikit.

Seandainya di Lapas memiliki ruangan khusus, tentunya Mei dengan bayinya bisa ditempatkan tersendiri. Ditengah keterbatas itulah, pihak Lapas memberi perhatian khusus kepada bayi tersebut.

“Kamar khusus bayi itu kami harapkan juga menyukseskan Kabupaten Layak Anak (KLA),” imbuhnya.

Ditegaskan pula, sejak setahun terakhir baru ada satu bayi titipan. Diharapkan fenomena ini tidak terulang, karena bagaimanapun bayi harus hidup dan tumbuh di lingkungan yang sehat.

Data yang dihimpun Suara Banyuurip, Mei sudah ketiga kalinya menjalani hukuman di Lapas Tuban. Pertama kasus pencurian, kedua karnopen, dan terakhir pencurian. Perempuan berkulit putih ini juga, pernah dipindah ke Lapas Malang karena membuat pelanggaran di Lapas Tuban yang sekarang dipimpin Sugeng Indrawan. (Ali Imron)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *