BBM Naik Nelayan Menjerit

SuaraBanyuurip.com Edy Purnomo

Tuban – Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah mulai hari ini menjadi masalah baru bagi nelayan di pesisir Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Para nelayan mengaku kenaikan BBM sangat memberatkan mereka. Lantaran kenaikan Rp2 ribu perliter, menambah lonjakan biaya operasional mereka ketika melaut.

“Bayangkan kita selama ini pendapatan sudah mepet, masih harus ditambah pusing lagi dengan menambah biaya untuk beli solar,” kata salah satu nelayan, Siswarno (50), ketika membenahi alat tangkap miliknya di TPI setempat, Selasa (18/11/2014).

Nelayan di lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Palang, Kecamatan Palang itu mengatakan, selama ini penghasilan rata-rata mereka adalah Rp500 ribu -Rp600 ribu per minggu. Pendapatan yang semestinya bisa masuk uang dapur ini dipastikan akan berkurang karena harus menambah lagi biaya operasional.

Siswaro mengungkapkan, biasanya belayan membutuhkan solar dari 10 sampai 20 liter untuk satu kali melaut. Namun dengan kenaikkan harga BBM ini ongkos tambahan yang mereka keluarkan bisa sampai 20-40 liter untuk satu kali melaut.

Baca Juga :   Peredaran Sabu Mulai Marak di Tuban

Meski biaya melaut dipastikan membengkak, namun para nelayan  meyakini harga ikan ditingkatan tidak akan bisa naik. Karena biasanya warga lebih memilih untuk mempergunakan makanan alternatif yang lebih terjangkau.

“Harga BBM naik, tetapi harga ikan di nelayan tidak bisa naik,” lanjut Harianto, nelayan lain.

Disamping nelayan, petani juga cukup mengeluhkan adanya kenaikan BBM ini. Terlebih banyak nelayan di Tuban akan memulai masa tanam dan membutuhkan cadangan air dari pengeboran yang cukup.

“Ngebor nya kan pakai bahan bakar, kita berharap pada air hujan yang cukup supaya tidak perlu ngebor,” sambung Hartono, salah satu nelayan di Kecamatan Palang.(edp)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *