SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Budi Wiyana, berharap besar rencana Pemerintah Pusat membangun kilang minyak baru, di Kecamatan Jenu, membawa Multiplayer Effect terhadap warga ring 1. Salah satunya memprioritaskan perekrutan Tenaga Kerja (Naker) lokal di Tuban.
“Penyerapan Naker lokal harus diutamakan,” kata Budi Wiyana, kepada Suarabanyuurip.com, ketika dikonfirmasi melalui teleponnya, Selasa (15/03/2016).
Penggunaan Naker lokal harus terlibat ketika proyek dimulai, saat pengerjaan berjalan, dan pasca pembangunan proyek kilang terbesar kedua, setelah PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban tersebut.
Selain itu, meningkatkan geliat perekonomian warga sekitar kilang. Dimana masyarakat setempat masih mengandalkan komoditas pertanian sebagai tumpuan utama.
“Minimal mendorong terciptanya peluang usaha baru,” imbuhnya.
Apabila menilik jumlah angka kemiskinan dan pengangguran Tuban, idealnya keberadaan industri Migas mampu menurunkan kondisi tersebut. Dalam hal ini Pemda mendesak seluruh industri yang beroperasi di Tuban turut berperan.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, angka kemiskinan Tuban sampai awal tahun 2016 masih 16 persen. Sedangkan angka pengangguran Tuban sampai akhir tahun 2015, mencapai 3,6 persen dari 569.185 jiwa angkatan kerja.
“Kondisi ini harus dipikirkan bersama,” tambahnya.
Pihaknya berharap seluruh industri Migas meningkatkan komunikasi, dan transparan soal kebutuhan Naker. Terlebih memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), seluruh elemen didorong memiliki kompetensi tinggi.
“Sampai saat ini industri Migas masih minim komunikasi,” ungkapnya.
Diketahui, pembangunan kilang minyak baru direncanakan membutuhkan lahan seluas 440 hektar. Rinciannya, sekira 360 hektar lahan sebelah barat PT Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di Desa Wadung, dan sisanya 80 hektar di sisi timur PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), milik PT Pertamina, di Desa Remen, Kecamatan Jenu, Tuban. (Aim)