EMCL Dukung Pelatihan Pemberdayaan Radio Komunitas

Training radio komunitas

SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia

Bojonegoro – Forum Radio Bojonegoro (FRB) menggelar Pelatihan Pendamping Program Pemberdayaan Radio Komunitas di salah satu hotel di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Minggu (24/9/2017).

Kegiatan yang didukung oleh operator Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bojonegoro, serta praktisi radio komunitas dari Yogyakarta.

Ketua FRB, Pamor Paramita Adhy, menjelaskan, pelatihan ini dilaksanakan sebagai persiapan untuk program pengembangan radio komunitas. Peserta, kata dia, merupakan perwakilan dari 12 radio anggota FRB.

“Sebetulnya peserta ini para praktisi berpengalaman, tapi dalam pelatihan ini kita perdalam mengenai radio komunitas dan regulasinya,” tuturnya.

Pamor mengungkapkan, pembinaan radio komunitas merupakan salah satu kewajiban moral FRB dalam mengembangkan penyebaran informasi yang baik melalui radio.

Komitmen ini, mendapatkan dukungan penuh dari operator minyak dan gas bumi (Migas) Lapangan Banyu Urip, EMCL.

“Alhamdulillah EMCL selalu mendukung kegiatan kita dalam memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :   Pemulung Ditarik Sewa Bangunan Kumuh Rp400.000/bulan

Sementara itu, perwakilan EMCL, Beta Wicaksono mengatakan, media radio selama ini menjadi media yang masih banyak disukai masyarakat Bojonegoro.

Menurutnya, radio merupakan mitra strategis untuk menyebarluaskan informasi, termasuk informasi edukasi tentang industri hulu migas.

“Harapannya, radio-radio di Bojonegoro termasuk radio komunitas bisa terus bersinergi dalam memberikan layanan dan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar Beta.

Sementara, Praktisi dari Radio Sandikita Yogyakarta, Anjar Sand memaparkan, trik dalam mengelola radio komunitas tanpa adanya iklan berbayar.

“Kita awalnya hanya mengandalkan penjualan tempe yang bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dari situ kita sudah memiliki studio sendiri dan mandiri,” cetusnya.

Anjar juga berbagi pengalaman merintis dan mengelola radio komunitas di desanya sehingga sukses.

Dia juga menerangkan bagaimana sinergi semua pihak di desa agar radio yang didirikan memberi manfaat bagi pembangunan Desa Delingo, Kecamatan Delingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

“Sinergi ini penting demi kemandirian radio,” pungkasnya.(rien)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *