SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Potensi kebakaran di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selama musim kemarau diprediksi meningkat. Hingga Oktober ini, sedikitnya telah terjadi 17 kasus kebakaran dengan jumlah rumah terbakar sebanyak 53 unit.
Kasi Kesiapsiagaan dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Sukirno, mengatakan, sesuai rilis yang diterima dari BMKG Jawa Timur, musim kemarau diperkirakan terjadi sampai awal November mendatang.
“Karena kemarau semakin lama tentu akan terjadi kekeringan dan potensi kebakaran semakin tinggi karena api mudah menyala pada barang barang yang kering,” ujarnya kepada suarabanyuurip.com, Rabu (7/10/2015).
Seperti kebakaran yang terjadi selama tiga hari berturut-turut. Yakni di gudang kayu milik Jupriadi (50), warga RT 11/RW02 Dusun Blimbing, Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, Rabu dini hari sekira pukul 02.00 WIB. Akibat kebakaran itu, korban ditaksir mengalami kerugian Rp 10 juta.
“Dugaan sementara penyebab kebakaran akibat pekerja membuang puntung rokok sembarangan,” kata Sukirno.
Sebelumnya, amuk jago merah membakar dua rumah di RT 03 / RW 01 Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, Selasa (6/10/2015) kemarin malam. Peristiwa yang sama juga terjadi di Gang Dullah, RT 01 RW 01, Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Senin (5/10/2015).
Kedua peristiwa itu diduga akibat konsleting arus listrik. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.
“Selama Januari hingga Oktober ini ada 53 rumah yang terbakar dan 17 kejadian kebakaran lahan,” pungkas Sukirno.(rien)