Keputusan Wasit ISC B Tidak Fair

SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban – Meski laga perdana antara klub Persatu Tuban, melawan Persepam Pamekasan di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) B berakhir seri, namun masih ada sedikit ganjalan dari kedua menjemen klub. Ganjalan tersebut adalah terkait dengan beberapa keputusan wasit, Nur Hamid, asal Demak, di menit terakhir pertandingan dinilai tidak fair. Karena ada kelambanan dalam memberikan keputusan dalam memimpin pertandingan.

“Sangat lamban dalam memberikan keputusan, salah satunya adalah bola mati,” kata Pelatih Persepam Pamekasan, Jaya Hartono, kepada Suarabanyuurip.com, setelah pertandingan usai hari Minggu (1/5) kemarin, di Stadion Lokajaya Tuban, Senin (2/5/2016).

Padahal apabila wasit ISC B bersikap tegas, jalannya laga perdana tersebut dipastikan riuh, dan kompetitif. Tetapi yang terjadi sebaliknya, banyak peluang pemain dari kedua klub terlewatkan.

“Idealnya PT Gelora Tri Semesta (GTS) harus menyiapkan wasit profesional,” saran pria yang berpenampilan sportif tersebut.

Informasinya wasit yang diterjunkan di laga perdana ini statusnya promosi. Sehingga beberapa keputusannya masih menunggu kesepakatan asisten wasit, Sutikno, asal Magelang, dan Hariono, asal Kota Semarang.

Baca Juga :   Cengungklung Juara 1 Turnamen Bola Voli Gayam Cup

Dia mencontohkan saat pemain Persepam terjatuh di tepi lapangan saat menit tambahan babak kedua. Saat itu wasit seakan mengabaikan insiden tersebut, malah pemain Persatu yang respon.

“Padahal sesuai aturan setiap pemain tidak boleh memegang pemain lawan saat terjadi pelanggaran kecuali memperoleh instruksi dari wasit,” jelasnya.

Intinya manajemen Persepam dirugikan atas keputusan lamban dari wasit PT GTS. Pihaknya berharap laga perdana ISC B tahun ini menjadi referensi, dan pengalaman bagi semua pihak. Jangan sampai pengelolaan laga resmi Nasional tidak serius.

Sementara, Pelatih klub Persatu Tuban, Mursyid Efendi, juga menilai keputusan wasit Nur Hamid, harus lebih tegas. Harus dibedakan mana pelanggaran asli, dan pelanggaran yang ditujukan untuk memperpanjang waktu pertandingan.

“Seorang wasit jangan pilih kasih dalam menindak pelangaran,” imbuh Mursyid Efendi yang pernah bermain di Persebaya ini.

Pihaknya cukup puas dengan hasil seri melawan Persepam, sebab lawan persatu eks klub Indonesia Super League (ISL) tersebut. Minimal membawa nilai 1 point di laga perdana ISC B.

Baca Juga :   IMCS Gelar Turnamen Futsal Bupati Blora Cup 2022

“Kekurangan Persatu ada di lini depan kurang bagus finisingnya,” ungkap Mursyid.

Hasil evaluasi pertandingan ini bakal dijadikan evaluasi bagi klub Persatu, sehingga di laga kedua pekan depan Persatu mampu menutup kekurangannya.

Diketahui, gol pertama pemain Persepam dicetak oleh Faris  pada menit ke-13, menit ke-29 pemain Persatu, Mari Siswanto melakukan gol bunuh diri.

Satu menit kemudian, pemain Persatu, Sugianto berhasil menjebol gawang Persepam, sehingga skor akhir babak pertama 2:1. Memasuki babakl kedua serangan datang silih berganti, sampai di penghujung babak kedua tak ada satu golpun melesat ke gawang kedua tim.

Gol penutup dari pemain Persatu, Thaufan berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2 : 2 pada menit ke-92. (Aim)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *