Kiper Andalan Persela Tutup Usia

Kiper persela almarhum Choirul Huda

SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Lamongan – Kiper andalan sekaligus kapten tim Persela Lamongan, Choirul Huda, tutup usia di usianya ke-38 pasca berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang Marcel Sacramento. Putra asli Lamongan yang memperkuat Laskar Joko Tingkir (julukan Persela) sejak 1999 itu mengalami Hypoxia.

“Choirul Huda disinyalir meninggal karena benturan di kepala dan leher,” ujar dr Zaki Mubarok, mewakili RSUD dr Soegiri, Lamongan, melalui keterangan resmi yang diterima suarabanyuurip.com, Minggu (15/10/2017).

Hypoxia merupakan keadaan saat jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen dengan penyebab banyak hal. Waktu dibawa ke RSUD dr Soegiri dari Stadion Surajaya, Lamongan, arena laga Persela vs Semen Padang, Huda masih bisa bernapas. Tak lama berselang dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 17.15 WIB.

Pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso, mengaku timnya sangat kehilangan atas meninggalnya Choirul Huda. Dia merupakan sosok panutan baik di dalam maupun luar lapangan.

“Kami sangat merasa kehilangan atas berpulangnya Huda,” terang Aji.

Kiper yang memperkuat Persela selama 18 tahun tersebut, merupakan pemain yang paling loyal. Selama karier profesionalnya, ia tidak pernah hengkang walau mendapat tawaran dari sejumlah klub yang ada di Indonesia.

Baca Juga :   Manajemen Persatu Buka Seleksi Pemain Baru

Tak pelak, julukan ‘One Man Club’ seperti halnya Francesco Totti dari AS Roma atau Andreas Iniesta sudah identik dengan dirinya. Kiprah Huda terekam sejak masih berkutat di Divisi II, sampai akhirnya promosi ke kasta tertinggi sepak bola nasional yakni Divisi Utama musim 2004.

Choirul Huda jadi bagian sejarah klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu naik ke Divisi Utama Liga Indonesia 2004 setelah melewati babak play-off di musim 2003. Sejak promosi ke Divisi Utama, Persela terus berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola nasional.

Dengan diperkuat Choirul Huda, Persela juga ikut berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) yang jadi kasta tertinggi sepak bola nasional sejak musim 2008. Persela dan Choirul Huda seolah menjadi dua hal yang tak dipisahkan. Diusia matangnya, dia harus berkorban nyawa saat mencoba mempertahankan gawangnya dari kebobolan.

“Selamat jalan, One Man Club, terima kasih atas kiprahmu di sepak bola nasional,” jelasnya.

Tidak banyak orang punya firasat bakal ditinggal oleh Choirul Huda. jelang laga kontra Semen Padang, dia sempat meminta perlengkapan serba-baru kepada ofisial.

Baca Juga :   Askab 2016 Dibuka di Lapangan Desa Mojodelik

“Kami juga tidak menyadari itu menjadi permintaan terakhirnya,” sergah salah satu bek Persela yang kebetulan juga bermain lawan Semen Padang, Samsul Arifin.

Sekalipun tidak ada yang janggal, namun ada hal berbeda yang terpancar dari sosok kiper Persela tersebut. Selama bermain sangat tenang, dan berbeda dari biasanya.

Kepergian Choirul Huda, masih menyisakan perasaan tersendiri bagi para pemain Persela Lamongan. Khususnya pemain muda tim Laskar Joko Tingkir.

“Orangnya cukup enak saat diajak ngobrol, ramah, dan suka becanda,” ungkap salah satu pemain muda Persela, Ahmad Birrul Walidain.

Sebagai penjaga gawang, Huda juga tak segan dalam memberikan masukan kepada para pemain muda yang mempunyai posisi berbeda. (Aim)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *