Latih Mandikan Jenazah Penderita AIDS

SuaraBanyuurip.comTotok Martono

Lamongan – Penyakit AIDS masih dianggap aib sekaligus momok masyarakat umum termasuk di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Disamping dikucilkan, masyarakat tak berani memandikan penderita AIDS yang meninggal karena jijik dan takut tertular.

Kondisi itulah yang memantik keprihatinan paguyupan takmir masjid di Kecamatan Babat untuk menyelenggarakan pelatihan memandikan jenazah penderita AIDS. Karena biaya memandikan penderita AIDS oleh petugas kesehatan di rumah sakit  cukup mahal. Selain itu jarang keluarga yang mau merawat jenezagnya. Bahkan modin pun tidak ada yang berani memandikan mayat penderita AIDS.

“ Penyandang AIDS memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan layak saat meninggal dunia. Kenyataannya banyak modin dan keluarganya sekalipun tidak berani memandikan mayat korban AIDS,”  kata Koordinator Kegiatan, Wachid di Pendopo Kantor Kelurahan Babat, Kamis (14/3/2013). Pelatihan itu mendatangkan petugas dari Departemen Agama dan dinas kesehatan.

Wachid yang juga Lurah Babat ini mengaku, banyak melihat kasus di Lamongan, para korban AIDS nasibnya terlunta- lunta walau telah meninggal dunia. Bahkan tidak ada yang mau memandikan mayatnya.

Baca Juga :   Anak 5 Tahun Jadi Korban Keracunan Massal di Sekaran Bojonegoro

“Padahal jumlah penyandang AIDS di Lamongan sangat besar. Tentunya sebagai sesama muslim korban AIDS harus dimakamkan dengan layak, “ terang Wachid.

Dalam kegiatan yang diikuti puluhan takmir masjid tersebut petugas dari Depag Babat dan Dinas kesehatan Babat mempratekkan cara memandikan mayat korban AIDS. Berbeda dengan memandikan mayat orang secara umumnya, mayat penyandang AIDS tidak boleh dipangku. Namun ditelentangkan diatas dipan. Saat memandikan cukup diguyur dengan air bersih tanpa harus digosok (dibersihkan). Kemudian mayat dibungkus dengan plastik baru kemudian di kafani.

“Cara tersebut sudah sesuai dengan syariat islam. Mayat korban AIDS dapat diperlakukan dengan layak dan orang yang memandikannya tidak akan tertular virus HIV,” tutur Wachid.

Diharapkan dengan pelatihan tersebut tidak ada ketakutan lagi saat hendak memandikan mayat penyandang AIDS dan mayat pun mendapat perlakuan yang laya ( tok)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *