Mengantar Sesaji untuk Penguasa Laut Utara

SuaraBanyuurip.com Aly Imron

Tuban – Sedikitnya 50 perahu berukuran di bawah 10 Gross Ton (GT), milik paguyuban nelayan Bahari, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menggelar acara larung sesaji (sajen) di perairan setempat, Rabu (25/11/2015).  

Hal tersebut merupakan serangkaian acara sedekah laut yang diadakan setiap bulan Rojab atau Ruwah setiap tahun.

Ketua paguyuban nelayan Bahari Tuban, Abdul Muin, saat ditemui usai prosesi larung sesaji mengatakan, sebelum larung sajen dilaksanakan panitia mengawali dengan kirab tongklek, dan sajen berupa kepala sapi yang diarak sepanjang Jalan Panglima Sudirman Tuban.

Sedikitnya ada 30 pemuda setempat yang menggaungkan alunan musik tongklek, untuk menyemarakkan prosesi sakral tersebut. Sedangkan rombongan lainnya mengarak sajen kepala sapi, mulai dari RT 3 RW 3 menuju pantai terdekat.

“Larung sajen merupakan bentuk syukur nelayan terhadap penguasa laut,” kata Abdul Muin kepada Suarabanyuurip.com

Beberapa sajen sesembahan yang diarak yakni kepala sapi, dan kebutuhan bahan pokok sehrai-hari. Sajen tersebut memiliki simbol khusus, diantaranya kepala sapi menyimbolkan keberkahan nelayan.

Baca Juga :   Penyair Ternama Akan Hadiri Puisi Menolak Korupsi di Bojonegoro

Selain itu, beberapa kebutuhan pokok masyarakat seperti, boneka sebagai simbol nelayan, palawija simbol kebutuhan pangan, kain atau selendang sebagai simbol sandang.

“Hasil tangkapan laut lainnya juga dipersembahakan,” imbuh pria yang memimpin paguyuban selama delapan tahun tersebut.

Tak menunggu waktu lama, sajen berupa kepala sapi setelah sampai di pantai akan ditaruh di atas “Kyai Mancung”. Tempat tersebut sebagai wadah memasang kepala sapi (tumbal) bagi keselamatan nelayan. Kyai mancung tersebut berasal dari batang pohon kelapa yang dipasang di tepi pantai atau laut.

“Sajen akan dibawa sampai empat mil dari bibir pantai,” sambungnya.

Sampai saat ini, nelayan setempat mempercayai air laut saat prosesi larung sajen mengandung berkah. Tak heran banyak masyarakat langsung menceburkan diri ke air, ada yang sekedar mencuci muka, dan beberapa nelayan membersihkan perahunya.

Kepercayaan tersebut sudah turun temurun dan menjadikan hati lebih tentram, dan bersyukur atas rizki yang diperolehnya.

Tak hanya itu, ada kepercayaan lain ketika sudah mensucikan diri bakal cepat menemukan jodohnya. Sehingga banyak muda mudi berebut gayung untuk membasahi tubuhnya dengan air laut.

Baca Juga :   Mas Teguh Menikmati Sego Buwuhan Khas Bojonegoro Bersama Sujiwo Tejo di Warung Sincin Pinggir Bengawan Solo

“Kalau mau mandi bersamaan larung sajen bakal cepat jodohnya,” tegasnya.

Pihaknya menceritakan, larung sajen dipersembahkan kepada penguasa laut ke arah barat laut dari Kelurahan Karangsari. Pemilihan lokasi tersebut karena wilayah setempat banyak mengandung rempah-rempah yang disukai ikan.

“Lokasinya dekat PLTU Tanjung awar-awar,” tandasnya. (aim)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *