Menggembol Rajah hingga Keliling Desa di Tengah Malam

Jabatan dan kekuasaan bisa jadi tidak bisa dilepaskan dari lingkaran klenik. Sayangnya keterkaitannya jarang diakui para pemegang kekuasaan, walaupun kalau jujur mereka tak bisa lepas darinya.

DIAKUI atau tidak, banyak pejabat yang menggunakan jasa para orang pintar. Mereka memiliki berbagai tujuan, dan dengan latar belakang beragam. Diantaranya, untuk melanggengkan kekuasaan, kharisma, kewibawaan, dan untuk benteng diri dari serangan mistis lawan.

Kedatangan mereka ke para dukun pun secara sembunyi-sembunyi. Padahal tak sedikit paranormal suka bercerita tentang kehadiarannya kepada pasien lain. Paling tidak hal tersebut sebagai penegas kedigdayaan, atau membangun kepercayaan kepada orang yang mendatanginya.

Rangkaian realita lapangan menjadi pembenar sinergi antara dua elemen tersebut.   Gandeng renteng antara pejabat, dan dunia perdukunan bagai setali mata uang. Mereka tak bisa dipisahkan.

Demikian pula dengan para pejabat level bawah sekelas Kepala Desa (Kades). Mereka merasa perlu melengkapi diri dengan tuah para orang pintar. Agar jabatannya tak goyah hingga akhir masa bakti, bisa pula agar rivalnya dalam Pilkades tak memelihara dendam akibat kekalahan dalam pesta demokrasi di desa.

Disaat perhelatan Pilkades lagi gencar-gencarnya dilakukan sejumlah daerah, seperti di Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban. Jasa orang pintar, paranormal, atau ada yang menyebut dukun hingga kiai ini ternyata sangat dibutuhkan. 

Saat ini, sesuai penelusuran SuaraBanyuurip.com, para orang pintar tersebut ternyata cukup kebanjiran job menjelang pemilihan kepala desa. Apalagi Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) juga bakal di gelar tahun depan.

Seorang paranormal di desa pelosok di Kecamatan Babat, sebut saja Mbah Sukro mengaku sudah tidak asing lagi dengan tamu yang memiliki hajat ingin menang dalam Pilkades maupun Pileg. Tamunya tersebut tidak saja datang dari Lamongan, namun banyak juga yang dari luar daerah.

Baca Juga :   Bojonegoro Punya Potensi Agrobisnis

“Siapapun yang datang saya tidak menolak. Mereka itu datang karena butuh ditolong, ya saya tolong,“ kata kakek bertubuh kecil ini. 

Mbah Sukro, biasanya meminta nama, dan tanggal kelahiran, dan weton tamunya. Kemudian ritual yang dilakukan adalah puasa tiga hari. Setelah puasa dirinya menuliskan nama, dan penggalan ayat-ayat suci alquran di selembar kulit rusa. Tulisan arab di kulit rusa tersebut lazim disebut rajah.

“Rajah tersebut harus dibawa kemana saja. Harus dilepas saat buang hajat besar dan kecil, “ ujar Mbah Sukro. Paranormal ini juga memberikan minyak Ya’faron yang telah diberi jampi-jampi kepada calon Kades.

“Kalau dolan ke rumah-rumah warga, minyak itu dibalurkan ke tangan. Kalau salaman minyak itu akan menempel di tangan orang, dari situ akan timbul rasa belas asih sehingga warga yang membencinya sekalipun akan mencoblosnya saat Pilkades, “ tambah Mbah Sukro.

Soal tarif, Mbah Sukro mengaku tidak pernah membuat patokan. Menurutnya, wajibnya suka rela namun biasanya mereka harus membeli rajah dari kulit rusa itu kepadanya. 

“Biasanya karena cari kulit rusak sulit, dan tamu tidak mau repot mereka pasrah pada saya. Mereka tinggal mengganti biayanya,“ ujar Mbah Sukro. Harganya? Mbah Sukro tidak menyebut angka pasti. Menurutnya, hanya ratusan ribu hingga satu juta lebih.

Sedangkan Mbah Yusuf, paranormal asal Desa Selogabus, Kecamatan Parengan, Tuban, telah cukup populer sebagai paranormal tempat jujugan para calon Kades. Disaat musim Pilkades setiap harinya rumahnya tidak pernah sepi tamu yang khusus memiliki hajat ingin mencalonkan diri dalam Pilkades.  

Larisnya lelaki berusia sekitar 80 tahun ini, selain cess pleng (tepat) dalam menebak, juga biayanya relatif ringan. Dia membenarkan jika banyak calon kades di wilayah Tuban, Bojonegoro, Lamongan, dan daerah lainnya yang minta bantuan kepadanya.

Baca Juga :   Menggantungkan Hidup di Proyek Migas

Dengan gayanya yang ceplas-ceplos, Mbah Yusuf menyebutkan belasan kades di Tuban dan Bojonegoro yang saat ini menjabat. “Mereka dulu syaratnya dari sini. Kalau ndak percaya bisa sampeyan tanyakan sendiri orangnya,“ kata Mbah Yusuf.

Dalam satu kesempatan Suarabanyuurip.com mengkonfirmasi para kades yang disebut Mbah Yusuf. Sebagian mengiyakan, sebagian mengaku lupa, dan sebagian lainnya  menolak dengan tegas.

Mbah Yusuf tidak pernah menarik wajib para pasiennya. Mereka datang cukup membawa rokok kesukaan sang dukun. Namun bila ada yang memberi amplop Mbah Yusuf tidak menolak.  Biasanya pasiennya akan datang dan memberikan hadiah jika sudah terkabul hajatnya.

Menurut Mbah Yusuf, siapapun orangnya yang punya hajat mencalonkan Kades, akan terkabul dan sukses menjadi kades dengan catatan  asal bisa menjalankan syarat ritual yang ditentukan.

Banyak rangkaian ritual yang harus dilakoni calon Kades, disaat meminta bantuan Mbah Yusuf. Diantaranya, berjalan mengelilingi desa di tengah malam.

“Dulu ada calon kades  di wilayah Sumberjo, Bojonegoro yang datang ke Mbah Yusuf. Karena tidak menjalani ritual terakhir, akhirnya kalah,“ ujar seorang warga yang cukup dekat dengan dukun sakti tersebut.

Paranormal lain di Desa Sumber, Kecamatan Merakurak, Tuban juga banyak kedatangan tamu di musim Pilkades ini. Paranormal ini memiliki keunikan tersendiri. Para calon Kades yang datang akan langsung ditebak berhasil, dan tidaknya menjadi kepala desa.

“Kalau ditebak tidak berhasil, lebih baik tidak memaksakan diri karena resikonya pasti gagal. Walau kaya raya tidak akan berhasil. Namun jika ditebak berhasil, orang gembel pun bisa menjadi kades, “ ujar warga setempat. (totok martono/habis)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *