Potensi Sumur Minyak Trembul Besar

sumur Trembul

SuaraBanyuurip.comAli Musthofa

Blora – Sumur tua nomor 23 Trembul yang ada di Dukuh Karangmojo, Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk dikelola. Potensi itu terlihat paska  blow-out di awal bulan Oktober lalu, sumur tersebut hingga kini terus mengeluarkan minyak mentah dengan sendirinya.

“Tentu ini menjadi berkah tersendiri bagi kami,” ujar Ketua Koperasi Putra Bhayangkara, Joko Prasetyo pada SuaraBanyuurip.com.

Berkah itu, menurut Joko, karena koperasinya tidak perlu mengeluarkan biaya apapun untuk eksploitasi minyak mentah tersebut dari sumur tua buatan zaman Belanda taun 1841 dan ditutup tahun 1941 itu.

“Tidak perlu menimbanya tanpa harus menggunakan media penyedot atau alat penambang. Minyak mentah bercampur air itu sudah mengalir dengan sendiri ke bak penampungan,” ungkap Joko.

Joko menerangkan, jumlah minyak yang keluar tak tanggung-tanggung.  Setiap harinya sampai 3 tangki yang dikirim ke Pusat Penampungan Produksi Minyak Mentah di Menggung, Karangboyo milik Pertamina Asset 4 Field Cepu.

“Setelah dipisahkan minyak mentahnya dengan air, maka tiap harinya 3 tangki volume 5000 liter-an itu langsung dikirim ke pertamina,” tambahnya.

Baca Juga :   Polgov UGM Soroti Kebijakan Pemkab Bojonegoro Terkait Migas

Joko mengungkapkan, sumur 23 Trembul ini dalam pengelolaannya bekerjasama  dengan PT. Sarana Patra Jateng (SPJ) yang notabene sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Tengah  yang secara legal memiliki rekomendasi ijin kemitraan dalam pengusahaan produksi sumur tua dari PT. Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) Pusat  di lapangan Trembul yang berada di Kecamatan Ngawen.

Untuk diketahui, awal mula terjadinya blow-out  minyak mentah ini saat sumur tersebut jobinnya dipancing menggunakan pipa. Sumur 23 Trembul sendiri baru dibuka tanggal 22 September 2013 lalu.

Pada bagian lain, salah seorang pemerhati perminyakan di Blora, Bambang Sadewo, menilai, kelompok penambang tradisional tersebut sangat beruntung. Sebab dengan terjadinya  blow- out atau dorongan dari bawah setelah pipa utama sumur dibuka telah mengakibatkan semburan lumpur bercampur minyak mentah tersebut.

“Untungnya semburan itu kandungan mayoritasnya bukan gas melainkan minyak mentah. Jadi tidak membahayakan bahkan menguntungkan penambang,” katanya.

Menurut Bambang dorongan itu merupakan kejadian luar biasa, karena penambang tidak perlu pompa angguk atau alat penambangan lainnya untuk keluarkan minyak. Namun dia menyarankan, setelah berhentinya semburan crude oil atau minyak mentah, bila mau dilanjutkan proses eksploitasi minyak mentah didalam sumur perlu dilakukan pengurasan.

Baca Juga :   Menteri ESDM Letakan Batu Pertama Proyek Blok Cepu

“Pengurasan itu untuk membersihkan pipa utama sumur agar bersih dari lumpur maupun material penyumbat lubang pipa lainnya. Sehingga saat dilakukan penimbaan bisa langsung ke titik cadangan minyaknya,” ungkap pria yang pernah sekolah di bidang minyak itu. (ali)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *