SuaraBanyuurip.com – D Suko Nugroho
PT. Bangkit Bangun Sarana (BBS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, belum bisa memastikan investor yang bakal digandeng untuk pembangunan lapangan terbang (Lapter) khusus penunjang kegiatan eksplorasi dan ekploitasi Migas Blok Cepu.
“Kita masih menunggu hasil feasibility study,†kata Direktur Utama PT. BBS, Deddy Afidick melalui pesan pendeknya, Selasa (28/6).
Menurut Deddy, hasil feasibility study itu sangat diperlukan untuk banyak hal, termasuk sisi investasi dan keekonomian pembangunan Bandar udara tersebut.
“Penunjukkan pihak pelaksana adalah wewenang Pemkab,†tegas pria yang sudah lebih dari 29 tahun berkecimpung di dunia industri hulu migas ini.
Sebelumnya, Bupati Bojonegoro Suyoto menegaskan, bahwa pembangunan lapter yang diprioritaskan di lahan perhutani di Desa Kunci, Kecamatan Dander, itu akan dilaksanakan PT. BBS dengan menggandeng investor. Namun, investor yang melaksanakan pekerjaannya adalah penggagas (inisiator) rencana pembangunan lapter.
“Jadi tidak melalui beauty contest. Karena semua keuntungan maupun kerugiannya akan ditanggung oleh investor itu sendiri. Bukan BUMD maupun pemerintah daerah,†sambung Suyoto dikonfirmasi terpisah disela penandatanganan kesepakatan (MoU) Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) dengan PT. Petrokimia Gresik di Desa Kauman, Kecamatan Baurno.
Bupati tidak menyebut secara jelas investor yang bakal digandeng BBS. Hanya saja, investor tersebut telah lama digandeng BBS. Meruntut dari statmen bupati, investor tersebut adalah PT. Etika Dharma Bangun Sarana (EDBS). Karena PT Etika sejak awal telah melakukan kerjasama dengan BBS dibidang infrastruktur di Blok Cepu.
“Ditanyakan saja langsung ke Dirut BBS. Karena dia lebih paham soal pelaksanaannya nanti,†saran Suyoto.Â