Selamatkan Bumi Dengan Daur Ulang Sampah Plastik

SuaraBanyuurip.com - 

Kepedulian Anna Triekorydha dalam pengelolaan sampah menjadi inspiratif kaum perempuan dalam penyelamatan lingkungan. Sepak terjangnya menjadi simbol Kartini masa kini sekaligus penyelamat bumi yang juga telah diperingati sebagai hari bumi, Jumat (22/4/2016).

Diteras rumahnya yang cukup luas, wanita paruh baya yang akrab dengan sapaan Oma Anna ini cukup sabar dan ramah membimbing satu persatu dari sekira 10 perempuan cara melipat dan menyulam bekas plastik kopi instan menjadi kerajinan tas.

Dietalese ruang tamu rumahnya terlihat berbagai bentuk kerajinan cantik seperti dompet, tas, sandal, tempat tissue dan lain sebagainya. Siapapun tak akan mengira barang eksotik itu semua berbahan baku plastik bekas. Selain bekas kopi instan, juga bungkus mie instan, sabun cuci dan jenis limbah plastik lainya.

Wanita berusia 55 tahun ini masih terlihat cukup enerjik menjadi tuntor (pembimbing) pengelolaan sampah plastik menjadi beraneka ragam bentuk kerajinan.

Selain di rumahnya di Desa Bedahan, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Dirinya juga banyak mendapat undangan sebagai tuntor baik desa-desa maupun di lembaga pendidikan. Tidak hanya di Kabupaten Lamongan namun juga dibeberapa Kabupaten di Jawa Timur.

“Sebenarnya juga banyak undangan dari luar pulau jawa, namun saya tolak karena anak dan suami melarang. Mahlum sudah nenek- nenek, ya,” urai Oma Anna sambil tertawa lepas.

Setiap memberikan pelatihan, mantan pemimpin teater Cicak ini selalu mendorong para peserta untuk serius dalam mengeluti membuat kerajinan.

“Berapapun yang mampu diproduksi mereka, saya siap memasarkan dengan harga layak,” cetus istri dari Maruahal Simanjuntak itu.

Oma Anna, juga mendorong setiap perajinan yang menjadi binaanya agar tidak segan-segan mengumpulkan sampah. Bahkan menjadi pengepul sampah yang nantinya akan dia tampung.

Baca Juga :   Kerupuk Melarat Yang Bisa Sejahterakan Warga

“Berapapun sampah plastik yang ada akan saya beli dengan harga Rp5000-Rp6000 perkilogram,” ujar ibu 4 anak dengan 5 cucu ini.

Bahkan untuk mendapatkan sampah plastik Oma Anna juga menjalin kerja sama dengan warung kopi di wilayah Kecamatan Babat. Para pemilik kopi diberikan uang terlebih dahulu Rp50 ribu-Rp100 ribu dan diganti dengan bekas bungkus kopi instan.

Terjunnya Oma Anna menekuni kerajinan berbahan plastik bekas dimulai sejak tahun 2009 bermula dari keprihatinan melihat lingkungan di tempat tinggalnya yang kumuh dan kotor oleh banyaknya sampah. Kepedulianya kepada masyarakat dan lingkungan membuatnya berupaya mencari cara pemanfatan sampah khususnya sampah jenis plastik.

Sampah plastik kalau dibakar menjadi biang pemanasan global, kalau di pendam baru bisa terurai ratusan tahun. Sampah plastik juga menjadi sumber dari berbagai penyakit,” paparnya.

Dari keprihatinan itulah Oma Anna mencoba mengeksplors kreativitas memanfatkan  sampah plastik menjadi beraneka bentuk kerajinan. Ketekunan yang dilakukan membuahkan hasil dengan terciptanya kerajinan model tas, sandal, baju dan sebagainya.

Pada tahun 2010 Oma Anna yang aktif di PKK desa menghimpun kaum perempuan di desanya untuk diberi ilmu kerajinan dari plastik bekas. Ada sekitar 50 orang yang dibina Oma Ana dan kini masih aktif membantu proses produksi usahanya.

“Mereka dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan. Ada yang bagian mencuci sampah plastik, memotong melipat dan menganyam,” imbuh wanita murah senyum ini.

Untuk pemasaran, Oma Anna mengaku, cukup kewalahan menerima pesanan. Selain membuka galeri di rumah dirinya juga memiliki tempat penjualan di Bali.

“Di Bali peminat utama adalah turis. Beberapa pengusaha luar negeri menawarkan kontrak kerja sama namun saya tidak berani menerima karena kuatir tidak bisa memenuhi target mereka,” imbuhnya.

Baca Juga :   Bu Siti Setia Menapaki Usaha Kios Koran, Pernah Berjaya Era 1998 (2)

Hasil produksi kerajinan Oma Anna, dijual beragam sesuai dengan bentuk kerumitan proses pembuatan. Harga jualnya antara Rp65 ribu hingga ratusan ribu rupiah. Kreasi Oma Ana dalam mendaur ulang limbah plastik sudah beberapa kali menyabet penghargaan bergengsi.

Diantaranya yaitu lomba busana berbahan baku limbah plastik yang diadakan Universitas Air Langga pada 28 Desember 2015 lalu. Dari 5 model busana pria dan wanita, 4 diantaranya menyabet juara terbaik. Kreasi Oma Ana juga selalu disertakan dibeberapa kegiatan nasional oleh Pemkab Lamongan yang mengungulkan program Green and Clean Kabupaten Lamongan.

Hanya saja Oma Anna merasa sangat kecewa dengan kurang peduliannya Pemkab khususnya Bupati Fadheli yang tidak pernah memberikan kepedulian terhadap nasib para perajinan pendaur ulang sampah.

“Selama ini kerajinan saya hanya di oyang- oyong (dibawa kemana-mana) oleh Pemkab setiap ada kegiatan bertema lingkungan hidup. Namun setelah itu diabaikan begitu saja. Tidak pernah ada kepedulian dan bentuk penghargaan kepada para perajin,” keluh Oma Anna.

Kendati menyakitkan, Oma Anna selalu berjiwa lapang dada. Apa yang dilakukan tidak lepas dari ketulusan hati untuk berbagi. Adalah kepuasan  tak bisa diukur materi jika para perajin binaannya dapat mandiri.

“Sampai hayat dikandung badan saya akan terus berbagi. Tidak hanya mengajak siapa saja mandiri dengan pengolahan sampah plastik. Jauh lebih mulia dari itu semua adalah gerakan mengeliminir sampah untuk menyemalamatkan anak cucu dari pemanasan global,” tandas Oma Anna dengan senyum ketulusan.(Totok Martono)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *