Warga Filipina Tertarik Tata Kelola Migas Bojonegoro

SuaraBanyuurip.comRirin W

Bojonegoro- Warga Filipina tertarik dengan tata kelola migas yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Menurut mereka, sebagai daerah penghasil migas, Bojonegoro mampu menciptakan kondisi masyarakat yang kondunsif tanpa ada konflik berkepanjangan seperti yang terjadi di daerah Bantay Kita Filipina, sebagai daerah penghasil Nikel dan emas.

Kegiatan bertajuk Field Visit And Study Excurciun In extrative Industry Revenue Transparancy ini diikuti beberapa warga Filipina. Diantaranya Jose Melvin Lamanilau, Profesor Tess Tabada, Beverly Bemanos, Shirley Igulanon, Hon Augusto Blanco. Mereka datang sebagai anggota dewan, pemerintah, serta masyarakat sipil yang berasal dari Kong Pasta de Valley (Pulau Mindanau) Filipina.

Study banding warga Filipina ini difasilitasi Bojonegoro Institute (BI) bekerjasama dengan Revenue Watch,USAID dan Pattiro. Tujuan mereka adalah ingin mengetahui regulasi yang dibuat dan kebijakan yang diterapkan Pemerintah kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam memanage masyarakat yang notabene memiliki ladang Migas namun tidak ada kekacauan seperti yang terjadi di daerah Filipina, salah satunya kota Bantay Kita.

Baca Juga :   17 Warga Alami Pusing dan Mual, Tim Sahabat Pertamina Periksa Kondisi Kesehatan

Direktur BI, Joko Purwanto menjelaskan, kehadiran warga Filipina ini beragendakan melakukan kunjungan dan pemahaman didaerah Bojonegoro sebagai penghasil migas, kebudayaan serta potensi pariwisatanya.

“Mereka disini selama satu minggu, yakni Senin hingga Sabtu depan. Mereka akan mempelajari secara detail regulasi yang dimiliki oleh Bojonegoro sampai masyarakatnya tidak ada konflik satu sama lain,” jelas Direktur BI Joko Purwanto di sela sela acara.

Acara pertama diawali dengan kunjungan ke Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) untuk mengetahui pengelolaan keuangan dan cara menghitung dana bagi hasil (DBH) migas yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.

“Hari ini mereka kami pertemukan dengan Tim Optimalisasi Kandungan Lokal Pemkab Bojonegoro untuk memahami apa itu Perda 23/2011 tentang Konten Local,”terangnya.

Selain itu, lanjut Joko, alasan mereka mengunjungi Bojonegoro karena menganggap kota ini telah memiliki inovasi-inovasi terkait tata kelola Migas. Diantaranya inovasi tentang cara menstransfer DBH migas sampai ke level desa.

“Ada juga sudah inisiasi mekanisme transparansi dimana Perdanya masih dalam penggodokan oleh DPRD. Mereka ingin mempelajari lebih dalam lagi,” ungkap Joko. (suko)

Baca Juga :   Berharap CSR Operator Lapangan Sukowati Tepat Sasaran

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *