KLHK dan Pakar Karst Kaji Data Goa Bawah Tambang

goa bawah tanah di tambang karts

SuaraBanyuurip.com -  Ali Imron 

Tuban- Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan beberapa pakar tata kelola karst bekerjasama dengan Asosiasi Wisata Goa Indonesia (Astaga), dan Mahasiswa Pecinta Alam (Mahipal) Unirow Tuban, melakukan kunjungan sekaligus mengkaji data goa bawah tambang tepatnya di Dusun Krajan, Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Beberapa data telah dikantongi oleh tim dari goa yangberada pada titik ketinggian 97 mdpl dengan koordinat 06°56’18.3″ S 111°59’52,7″ E.

“Studi lapangannya telah dilakukan pada Jumat (10/8) kemarin,” ujar perwakilan Mahipal Unirow Tuban, Nafikurrohman, melalui keterangan resminya kepadasuarabanyuurip.com, Sabtu (11/8/2018).

Nafik biasa disapa, menjelaskan beberapa data telah di kantongi diantaranya, data sosial ekonomi, keanekaragaman makhluk hidup, permukaan karst, air, dan potensi wisata sekitar. Disamping itu, diambil pula beberapa sample air, sample tanah dari dalam goa.

Hasil dari kunjungan ini akan dikelola lebih lanjut, sehingga membawa keputusan yang lebih layak untuk masyarakat setempat. Harapannya lokasi ini mampu menjadi titik percontohan daerah lain yang ada di Tuban. Sekaligus menjadi  daerah percontohan pengalih perekonomian dari aktiitas tambang.

“Dengan adanya desa percontoan ini semoga menjadi inspirasi daerah yang lain, untuk tata kelola potesi SDA yang lebih konservatif,” terangnya.

Baca Juga :   Tips Sukses di Usia Muda

Sementara hasil pemetaaan Astaga dan Mahipal, goa yang berada di Desa Jadi termasuk goa dengan air resapan yang sangat bagus. Hal ini di buktikan dengan adanya banyak genangan dan terbentuknya banyak ornamen. Air resapan dari permukaan ini yang menjadi salah satu penyebab bermunculanya ornament.

Lebih dari itu, goa ini mempunyai kedalaman vertical 6 meter dengan panjang lorong 214 meter. Masing-masing lorong mempunyai variasi keindahan ornament yang berbeda-beda. Bahkan termasuk ornament langka, yang ditemukan di daerah karst Tuban maupun karts daerah Utara Jawa.

Pada ujung goa ini, tim juga menemukan kolaman yang belum diketahui kedalaman dan panjang kolamanya. Apabila belajar dari Goa Jati Jajar Kebumen di balik kolaman dengan lorong yang sangat panjang, tidak menutup kemungkinan di balik kolaman ini juga di temukan lorong.

“Sebagai kelompok pemerhati goa dan lingkunganya kami mengambil langkah awal pemetaan goa dan pendataan potensi,” tambahnya.

Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal memproteksi goa dan lingkunganya. Banyak potensi yang bisa kita kembangan di goa ini, dengan pengembangan ?(pengelolaan) yang lebih strategis.

Baca Juga :   Harga Batubara Turun 0,74 Persen

Kendati demikian, hal itu tidak bisa di lakukan dari salah satu kelompok saja, tapi butuh sinergi dari berbagai lini. Baik pemerintah, masyarakat, pemerhati goa, dan stakeholder lainnya.

“Sebagai pemerhati goa akan mengembalikan kembali kepada pihak desa, maupun pemerintahan daerah atas kebijakan yang akan di ambil untuk goa ini,” tandasnya.

Setelah mengunjungi goa bawah tambang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban juga akan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan pakar geologi nasional. Dengan harapan dapat ditentukan langkah-langkah selanjutnya, yang mengacu pada kajian ilmiah.

Bila dinyatakan layak sebagai objek wisata, Pemkab akan mendukung penuh pengembangan destinasi wisata goa tersebut. Goa yang ditemukan secara tidak sengaja tersebut berada di areal penambang batu kumbung (karst) milik salah seorang warga Desa Jadi yang didalamya ada stalagtit dan stalagmit menjadi kekhasan dari gua ini.

“Goa ini belum pernah terjamah tangan manusia, jadi benar-benar alami dan perawan,” pungkas Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein. (aim)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *