Meraih Sukses dari Kegagalan

ternak domba

SuaraBanyuurip.comSamian Sasongko – Athok Moch Nur Rozaqi

Gagal dalam berbisnis adalah hal yang lumprah. Namun bangkit dari kegagalan dan menjadi sukses tak banyak ditemui.

Siapapun yang mengawali peluang bisnis tak jarang langsung menemukan jalan mulus. Kerap kali impian tak sesuai kenyataan. Pengalaman itulah yang dialami Santoso, seorang peternak domba di sekitar ladan gas Jambaran, Blok Cepu. Warga Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, itu membuka bisnis penggemukan ternak domba jantan mulai 2011 silam sempat menuai kegagalan.

Dari jumlah bibit sebanyak 150 ekor domba jantan yang digemukan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Mulai dari sulit mencarai bibit dan pakan bagi ternaknya. 

Namun, dari kegagalan itu tak membuat Santoso surut niat untuk meneruskan bisnisnya. Justru, kegagalan dijadikan pengalaman dan cambuk untuk  melanjutkan usaha ternak. 

“Biasa orang bisnis ada rintangan. Tapi, kegagalan itu jangan diambil dari segi negatifnya. Tapi harus diambil positifnya untuk mengevaluasi agar tidak terjadi kegagalan lagi,” kata Sasntoso kepada SuaraBanyuurip ketika ditemuai dilokasi kandang domba yang berukuran 13 x 12 meter, Kamis (24/1/2013).

Tokoh pemuda Ring 1 Sumur Gas Jambaran, Blok Cepu itu meneceritakan, berbekal pengalaman tersebut kemudian dia meneruskan usahanya dipertengahan 2012 lalu dengan teknis usaha berbeda. Bila sebelumnya Santoso hanya melakukan penggemukan domba jantan, beralih ke pembibitan domba. Dia mulai mengembangkan  sebanyak kurang lebih 130 ekor domba yang terdiri dari 120 ekor betina dan 10 ekornya pejantan.

“Setelah gagal itu saya sempet berhenti untuk memikirkan teknis lain yang lebih menguntungkan,” kenang Santoso.

Hasilnya, meski belum terbilang masksimal, usaha pembibitan yang dikembangan sekarang ini sudah ada kenaikannya. Dari 130 domba itu telah berkembang menjadi sekira 250 ekor. Ratusan domba itu setiap harinya dirawat  tiga orang. 

“Mereka bertugas mencari pakan, memberi minum dan membersihkan kandang,” sergahnya.

Untuk mendukung kebutuhan pakan ternak dengan bertambahnya populasi domba peliharaannya, Santoso mengaku, membuka lahan seluas dua hektar untuk ditanami  rumput gajah Thailand (rumput odot).

“Sementara ini saya fokus ke pembibitan dulu. Tapi gak tahu kedepan jika usaha ini makin berhasil akan saya kembangkan lagi,” imbuhnya.

Bagi Santoso, pengalaman adalah guru terbaik. Karena dengan pengalaman itu dirinya dapat belajar untuk meraih kesuksesan seperti sekarang ini.(sam/roz) 

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *