Merasa Dianiaya Dua Guru Laporkan Kepsek

SuaraBanyuurip.comEky Nurhadi

Bojonegoro – Dua guru SMA Negeri 4 Bojonegoro, Jawa Timur mendatangi Mapolres Bojonegoro untuk melaporkan kepala sekolahnya, Nur Hayyil, Sabtu (20/4/2013). Mereka terpaksa memperkarakan kepala sekolah (Kepsek) karena merasa dianiaya.

Dua pengajar itu adalah Teguh Eko (31) dan Budi Prayitno (35). Keduanya mengaku telah dijambak serta didorong oleh Nur Hayyil hingga tersungkur didepan halaman sekolah.

“Saya kaget tiba-tiba saya dijambak dan ditendang sama dia,” kata Teguh Eko saat ditemui disela-sela memeberikan laporkan di Mapolres Bojonegoro.

Guru Tidak Tetap (GTT) tersebut menceritakan, peristiwa itu berawal pada pukul 06.00 WIB pagi dirinya beserta guru lain sedang menyiapkan 12 siswa-siswi calon peserta lomba di Jawa Timur untuk diberikan motivasi dan diajak senam dihalaman Sekolahan itu. Namun, baru beberapa menit ia menyiapkan peserta, kepala sekolah, Nur Hayyil, memanggil Budi Prayitno untuk diminta masuk kedalam kantornya.

“Saya dari halaman sekolah mendengar ucapan keras pak kepala sekolah dalam kantor. Saya kaget, setelah itu dia mendatangi saya dan langsung memegang kepala saya dan mendorong saya,” ucap Teguh menerangkan.

Teguh mengungkapkan, sebelumnya dirinya, pengajar lain juga sering diperlakukan tidak wajar oleh kepsek.  Tindakan itu dilakukan didepan ratusan siswa – siwsi sekolah yang terletak dijalan AKBP Suroko Kota Bojonegoro itu.

Dikonfirmasi terpisah, Kepsek SMA 4 Nur Hayyil, mengungkapkan, tindakan terhadap dua Guru tersebut dilakukan sebagai penyemangat kepada peserta lomba anak didiknya. “Saya bercanda, sebenarnya itu motivasi buat anak-anak,” kelit Nur Hayyil.

Nur Hayyil berdalih, kekerasan yang sudah dilakukan itu sebagai motivasi kepada 12 siswa yang akan mengikuti lomba tingkat Jawa Timur. Ia menilai dua guru itu salah faham atas tindakannya.

“Mereka sebenarnya salah faham, saya tidak ada maksud apa-apa kepada dia, saya hanya ingin memotivasi peserta lomba,” pungkasnya.

Kini kasus tersebut dalam penyeledikan Polres Bojonegoro. Polisi berjanji segera menindaklanjuti perkara tersebut. Karena selain mencoreng dunia pendidikan di Bojonegoro, juga tergolong kasus kekerasan.(had)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *