SuaraBanyuurip.com – Ahmad Sampurno
Blora – Kabupaten Blora berada di rangking ke tiga kasus gizi buruk tingkat Jawa Tengah, dengan jumlah penderita mencapai 29 anak.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten  Blora, Heni indiriani. Ia mengatakan, walaupun dari tahun ke tahun jumlah penderita gizi buruk mengalami penurunan sejak tahun 2010 mencapai 25 kasus, tapi sampai dengan bulan juli 2014, jumlah penderita masih pada angka 29 kasus.
Heni menyebutkan, penderita gizi buruk ini hampir ada di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Blora. Namun, dari 16 Kecamatan yang ada, Kantong penderita gizim buruk terdapat pada Empat Kecamatan. Yakni Kecamatan Randublatung, Banjarejo, Kunduran dan Ngawen. “Masing-masing terdapat 4 kasus,†kata Heni saat berkunjung di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kamis (24/9/2014).
Untuk itu pihaknya meminta pihak kecamatan selalu memantau kesehatan warganya dan mengintensifkan pembinaan. “Kalau ditemukan kasus, segera melaporkan supaya  mendapat penanganan,†ujar Heni.
Dia menjelasnkan, bukan hanya gizi buruk yang perlu diwaspadai. Dari sektor kesehatan, masih ada isu strategis yang perlu mendapat perhatian diantaranya gizi kurang, gizi berlebih dan kekurangan yodium.
“Pada kasus gizi kurang hanya terdapat 3,7 persen,†tegas dia.
Ia mengungkapkan, masyarakat Blora juga masih ada yang belum sepenuhnya mengkonsumsi garam beryodium. Sehingga dampak kekuarangan yodium bisa ditemui dibeberapa kecamatan di Kabupaten Blora, seperti Kecamatan Randublatung, Ngawen, Kunduran dan Japah.
“Sedangkan untuk gizi berlebih atau dikenal dengan obesiatas, rawan terjadi di lingkungan perkotaan. Seperti Kecamatan Cepu dan Blora,†pungkas Heni.(ams)