SuaraBanyuurip.com -Â Ali Imron
Tuban – Keberadaan Bank Sampah Delima di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kini tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain saldo tahunannya terus bertambah, kini anggotanya juga telah merambah Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
“Sekarang ada 10 ibu-ibu dari Wonocolo yang bergabung di kelompok kami,†ujar Ketua Bank Sampah Delima, Anazilatul Muhlishoh, kepada suarabanyuurip.com, ketika ditemui di kediamannya, Sabtu (25/2/2017).
Untuk jumlah anggota bank sampah yang berada di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina EP Asset 4 Field Cepu ini, ungkap Ana, terus bertambah setiap tahun. Pada tahun 2014 lalu anggota hanya  80 orang, kemudian tahun berikutnya 100 lebih, dan tahun 2017 ini tercatat ada 185 orang.
Hanya saja mayoritas anggota masih berasal dari Desa Banyuurip, sisanya dari Desa Wonosari, dan Wonocolo. Diakuinya penambahan anggota kelompok ini, tidak terlepas dari sentuhan Pertamina EP Asset 4 dan Yayasan Sekar Mandiri. Apabila waktu itu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Banyuurip tidak diajak studi banding pengelolaan sampah, mungkin tidak dapat mandiri seperti sekarang ini.
“Kami banyak menimba ilmu setiap kali bertemu dengan Pertamina EP terkait pengelolaan sampah,†imbuhnya panjang lebar.
Disinggung soal saldo, kordinator Bank Sampah Delima, Supriyati, mengaku, ada peningkatan dari tahun ke tahun berikutnya. Catatannya, sampai akhir bulan Februari 2017 ini saldo mencapai Rp 128.566.200.
Perempuan humanis ini kemudian merinci uang tersebut terdiri dari saldo kas sebesar Rp 3.201.000, jimpitan Rp 3.102.500, simpanan pokok Rp 4.358.000, simpanan wajib Rp 2.601.000, suka rela Rp 7.345.000, dan simpanan hari raya Rp 107.958.700.
“Dari saldo tersebut kami juga dapat meminjami anggota yang membutuhkan sampai Rp 20 juta,†bebernya sambil menunjukan buku catatannya.
Selain berdaya untuk anggota, Bank Sampah Delima juga sudah bisa menyalurkan bantuan ke yatim piatu, dhuafa, dan fakir miskin. Tahun ini rencananya membantu Sembako ke 33 orang di Desa Banyuurip yang membutuhkan.
Terpisah, Field Manager Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Agus Amperianto, mengaku, sangat bangga dengan kerja keras anggota Bank Sampah Delima. Setiap program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat, telah disiapkan dengan pendampingan sampai masyarakat setempat memiliki ketahanan ekonomi dengan program yang berkelanjutan.
Bagi program yang sudah ada dan dinilai berhasil, menjadi acuan replikasi untuk bisa diterapkan di daerah atau lapangan lain yang tipical. Dengan demikian, gerakan pemberdayaan semacam ini dapat diterapkan untuk seluruh Indonesia.
Diharapkan bukan menjadi sebuah persaingan, tetapi merupakan kebutuhan yang saling mendukung sesuai konsep “Blue Ocean Strategyâ€. (Aim)