Dari Beternak Jangkrik Budi Santoso Raup Jutaan Rupiah per Bulan

22120

SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari

Bojonegoro – Budi Santoso (40), warga Desa Jumput, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mampu meraup jutaan rupiah per bulan dari beternak Jangkrik. Usaha ini awalnya hanya untuk mencukupi kebutuhan pakan burung murai batu miliknya.

Budi, panggilan akrabnya, sebelumnya tak pernah menyangka jangkrik yang dikembangbiakkan bakalan menjadi pengisi pundi rupiahnya. Semula ia hanya sekedar coba-coba memposting ternak jangkrik lewat media sosial (medsos).

“Dari medos itu, ternyata banyak yang minta, akhirnya saya tambah kotak wadah ternak, dan berkembang sampai sekarang,” terangnya kepada suarabanyuurip.com, Rabu (24/02/2021).

Untuk satu kotak ukuran 1×2 meter (m) sebagai wadah media ternak, Budi mengaku mengeluarkan biaya Rp 450 ribu. Sementara ongkos pakan hanya butuh sekira Rp 80 ribu per 30 hari tiap kotaknya. Pakan yang digunakan mudah didapat, yakni dari jenis pakan ayam pur 511.

Di dalam kotak tersebut, di tempatkan media berupa egg tray, dan pasir. Tidak perlu perawatan khusus dalam berternak jangkrik ini. Budi bahkan masih sempat menjadi pencuci mobil di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander. Tetapi pekerjaan lamanya sebagai tukang bangunan di Surabaya telah ia tinggalkan, karena fokus menekuni ternak jangkrik yang dirasa lebih menjanjikan. 

Menurut Budi, tidak ada kendala dalam beternak Jangkrik alam jenis jliring madu. Dari sisi biaya produksi sangat minim. Sekarang ia mampu mengembangkan bibit sendiri, sehingga semakin menekan ongkos produksi. 

Budi mengaku beternak Jangkrik dipelajari secara otodidak, ditambah studi banding ke beberapa orang yang menurutnya sudah berpengalaman. Juga YouTube menjadi referensi wajib.

“Dulu saya beli bibit jangkrik, tapi sekarang tidak lagi. Karena sudah bisa membuat pembibitan sendiri. Untuk tiap kotak pasir berisi telur jangkrik ini bisa menghasilkan 8 ons bibit. Syaratnya jangan sampai krna angin, harus selalu basah pasirnya,” tutur bapak dua putra ini.

Dari tiap kotak jangkrik miliknya, Budi mengklaim mampu menghasilkan omzet Rp 600 ribu saat panen. Masa panen pun cukup singkat, hanya 35 harisejak tetas telur. Jumlah tersebut jika dikalikan 12 kotak, maka dihasilkan Rp 7,2 juta dalam 12 siklus yang memakan waktu sekitar 72 hari.

“Bagi para pemesan, saya siap antar dengan harga Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogram. Tergantung jarak pemesan,” pungkas Budi.(fin)


»Follow Suarabanyuurip.com di
» Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *