Suarabanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Sebagaian petani tembakau di Bojonegoro, Jawa Timur gagal panen. Setidaknya, tembakau di lahan seluas 2.500 hektare mati karena cuaca ekstrem.
Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Imam Nurhamid, mengatakan kondisi tersebut karena hujan di Bojonegoro terjadi semenjak Mei lalu.
“Hujan banyak tembakau yang mati,” kata Imam, Kamis (6/10/2022).
Dia mengatakan, setelah terdampak hujan ada sekitar 2.500 hektare tembakau di Bojonegoro mati. Jumlah tersebut dari realisasi tanam 11.051 hektare yang targetnya 11.200 hektare di tahun ini.
Imam menjelaskan, sebelumnya para petani juga sudah menyulam tembakaunya sebanyak tiga sampai lima kali. Namun, karena cuaca ekstrem banyak sebagian tembakau yang mati.
“Ada di 10 kecamatan yang tanamannya mati meliputi Kecamatan Sekar, Malo, Tambakrejo, Ngasem, Kedungadem, Sugihwaras, Dander, Kepohbaru, Kanor, dan Baureno sisanya sudah panen semua,” katanya.
Akan tetapi, lanjut dia, ada tanaman tembakau yang masih hidup yakni 8.462 hektare. Tanaman tembakau tersebut rinciannya dari 28 kecamatan di Bojonegoro ada 21 kecamatan yang tanam tembakau.
“21 kecamatan itu rutin setiap tahun yang menanam tembakau,” katanya.(jk)