PHM Targetkan Tambahan Produksi Migas 3951 BOPD dan 133 MMSCFD

Salah satu lapangan migas di lepas pantai yang dikelola PHM berhasil menambah produksi.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta –PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menargetkan penambahan produksi rata-rata tahunan di tahun 2022 sebesar 3951 BOPD untuk minyak dan 133 MMSCFD untuk gas. Tambahan produksi tersebut untuk memenuhi target WP&B 2022 yang diberikan oleh SKK Migas yaitu untuk capaian produksi Gas 550 MMscfd dan produksi Minyak 19,5 Kbbld.

General Manager PHM, Krisna mengatakan, pihaknya merencanakan pemboran 95 sumur pengembangan (eksploitasi) dan 1 sumur eksplorasi. Dari jumlah itu telah berhasil merealisasi sumur tajak pada triwulan pertama tahun ini sebanyak 24 sumur.

“Target pengeboran ini diharapkan mampu mendorong tambahan produksi rata-rata tahunan di tahun 2022 sebesar 3951 BOPD untuk minyak dan 133 MMSCFD untuk gas,” ujar Krisna dalam keterangan tertulisnya yang diterima suarabanyuuurip.com, Senin (7/11/2022).

Menurut Krisna, kenaikan produksi PHM tidak lepas dari kontribusi proyek Jumelai, North Sisi, North Nubi (JSN) yang on stream pada 20 Mei 2022 silam. Adapun produksi gas dari proyek ini diperkirakan sebesar 45 MMSCFD dan kondensat 710 BCPD (barel kondensat per hari).

“Produksi yang cukup besar dari Lapangan Jumelai menjadi salah satu penopang kebutuhan migas nasional saat ini dan masa mendatang sekaligus menjadi penggerak roda perekonomian Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur,” tegasnya.

PHM, lanjut dia, terus menerapkan langkah-langkah strategis dalam mempertahankan produksi serta menahan laju penurunan produksi alamiah pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature di Wilayah Kerja (WK) Mahakam. Di antaranya menerapkan berbagai inovasi dan aplikasi teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada sehingga dapat terus menghasilkan energi yang selamat, andal, patuh, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca Juga :   Prosentase Pembagian Blok Cepu Sesuai Harga Minyak

“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi, drilling, well intervention/ well connection, maintenance/inspection works didukung dengan implementasi SUPREME dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi PHM,” beber Krisna.

Ditambahkan, pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia di awal tahun 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan WK Mahakam secara ekstensif termasuk program eksplorasi sumur-sumur baru.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim mengatakan bahwa kenaikan produksi PHM didukung oleh keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan program peremajaan instalasi yang dilakukan sejak bulan Mei hingga Juni 2022.

“Program peremajaan dan inspeksi instalasi yang dimajukan memungkinkan start up sumur-sumur baru Sisi Nubi dengan berkelanjutan sehingga menyumbang gas yang signifikan untuk pencapaian laju alir wellhead gas diatas 550 MMscfd. Program pemeliharaan dilakukan optimal sehingga berhasil mengurangi potensi kehilangan produksi atau LPO (Loss of Production Opportunity) sebesar 1.4 BCF,” ujar Chalid.

Baca Juga :   Produksi Sisi Nubi Mahakam Melejit di Atas 202 MMSCF

Tahun ini, lanjut dia, pencapaian di area offshore PHM yang disatukan dalam inovasi OPTIDRILL berhasil membukukan pengeboran tercepat di area Mahakam dengan cost efficiency lebih dari 55%. Inovasi ini menggunakan optimasi persiapan side track dari semen sumur lama secara rigless dengan Hydraulic Workover Unit, optimasi komplesi sumur rigless dan optimasi akusisi data reservoir tanpa Drill Pipe.

Chalid menjelaskan langkah-langkah strategis yang dilakukan PHM untuk mendukung upaya mempertahankan dan meningkatkan produksi, serta menahan laju penurunan produksi alamiah, antara lain penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas, maintain baseline, penambahan sumur baru dan massive well interventions.

Selain itu, PHM juga meminimalkan shutdown dan meningkatkan integritas fasilitas produksi serta menetapkan dan memonitor Drilling Sequence serta identifikasi awal hal-hal yang dapat mengganggu jadwal pemboran.

Selanjutnya, PHM juga terus memastikan Project Construction/Modification Project dilakukan dengan On Time, On Budget, On Spec, On Return (OTOBOSOR), meningkatkan kompetensi teknikal dan HSSE bagi pekerja PWTT, TKJP, dan Contract Service melalui berbagai sertifkasi, pelatihan HSSE mandatory, HSSE meeting, safety stand down, dan upskilling.

“Juga memperkuat kolaborasi dari berbagai fungsi yang ada di PHM,” pungkasnya.(suko)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *