Suarabanyuurip.com – Arifin Jauhari
Tuban – Pelatihan Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB) yang dilaksanakan di Desa Rahayu selama lima hari pada tanggal 12-16 Mei 2023 resmi di tutup oleh Field Manager PT Pertamina EP Sukowati Field, Totok Parafianto, Rabu (17/05/2023) kemarin.
Pelatihan yang dipusatkan di Balai Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini dikuti oleh sekira 40 orang petani setempat. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP Sukowati Field Zona 11 Sub Holding Upstream.
Field Manager PT Pertamina EP Sukowati Field Zona 11 Sub Holding Upstream Pertamina, Totok Parafianto dalam sambutannya menyampaikan, bahwa program ini harus dilakukan secara berkelanjutan, karena dampak dari pertanian sehat dan ramah lingkungan memberikan manfaat yang luar biasa kepada kesehatan bahkan dapat menyelamatkan bumi.
“Pertanian sehat dan ramah lingkungan ini tentunya memberi dampak positif baik secara ekonomi dan kesehatan kepada kita. Kalau pusat perbelanjaan di Bojonegoro saat ini sudah ada beberapa sayur dan buah organik, nantinya kita berharap beras organiknya dapat di suplai oleh petani di Desa Rahayu,” tuturnya.
Pelatihan yang dilakukan selama lima hari ini diisi langsung oleh tim ahli dari CARIOS (Cerita Rindang Organik Sejahtera) dengan berbagai macam materi seperti Ekologi tanah, pembuatan MOL dan Kompos, Pengenalan Musuh Alami, Pengolahan Tanah Sawah, Metode Seleksi Benih dan berbagai keilmuan pertanian organik lainnya.
Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, yang turut hadir dalam penutupan, Suyanto mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina EP Sukowati Field yang telah memberikan program ini di Desa Rahayu. Menurutnya program ini sejalan dengan visi misi Bupati Tuban sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi percontohan wilayah desa lain di Kabupaten Tuban.
“Saya penasaran sekali dengan program ini makanya saya datang untuk kali ke dua. Materi yang telah disampaikan selama lima hari ini diharapkan mampu bapak bapak implementasikan di lapangan. Sehingga nanti setelah berhasil bapak bapak dapat melakukan getok tular ke wilayah-wilayah lain di Kabupaten Tuban,” ucapnya.
Sementara perwakilan petani diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi yang telah didapat selama lima hari kepada perwakilan Dinas Pertanian, Penyuluh, PT Pertamina EP Sukowati serta masyarakat lainnya. Mereka mengaku telah mendapat pengetahuan baru dalam metode bertani sawah dengan sistem organik dan ramah lingkungan.
“Pola bertani yang dilakukan selama ini ternyata jauh dari kata sehat, dulu belum tanam saja sudah di kasih racun (pestisida) sudah di tanam tambah lagi pupuk kimia terus di semprot racun lagi. Di pelatihan ini alhamdulillah kita diberi tahu sistem pertanian organik yang sehat,” ungkap Kamsiadi, salah satu perwakilan petani.
“Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan dengan metode SRI (System of Rice Intensification) lebih hemat biaya, karena tidak membeli pupuk kimia lagi, tidak membeli racun lagi, bahan tanam atau pupuknya bisa dibuat sendiri. Sehingga biaya produksi dapat berkurang dan hasil panen pun dapat meningkat,” lanjut Kamsiadi dalam presentasinya.
Tindak lanjut dari pelatihan ini rencananya akan diimplementasikan secara langsung di lapang yang di kemas dengan Sekolah Lapang serta pembentukan jadwal pembuatan MOL dan Kompos yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.(fin)