SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro
Bojonegoro – Harga tembakau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur tembus Rp 50 ribu per kilogram (kg), meski puncak panen masih di pertengahan September. Naiknya harga tembakau tersebut karena faktor cuaca yang kering.
Salah satu petani tembakau di Kecamatan Kedungadem Sumali mengatakan, kualitas tembakau cukup bagus sehingga ikut mengerek harga tembakau di tingkat petani.
“Apalagi didukung kemarau panjang, sehingga menambah subur tanaman tembakau,” katanya, Kamis (7/9/2023).
Dia mengatakan, petani tembakau di Kecamatan Kedungadem cukup senang dengan naiknya harga tembakau yang tembus 50 kg. Dibandingkan tahun 2022 lalu, harga tembakau tahun ini cukup tinggi.
“Alhamdulillah, harga tahun ini naik membuat petani tembakau untung,” katanya.
Kepala Bidang Tanaman Perkebunan Dinas Katahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro Imam Nurhamid mengatakan, kemarau panjang menjadi faktor naiknya harga tembakau karena kualitasnya cukup bagus.
“Itu jika dibandingkan dengan tahun kemarin ada peningkatan kualitas. Karena tahun kemarin musimnya kemarau basah sehingga harga tembakau rajangan hanya mencapai Rp 35 ribu per kg,” katanya kepada suarabanyuurip.com.
Dia mengatakan, kualitas tembakau yang bagus menyebabkan harga naik menjadi Rp 40 ribu per kg sampai Rp 50 per kg untuk petik pertama dan kedua. Bahkan diperkirakan petikan daun tembakau atau panen ketiga harganya bisa mencapai Rp 52 ribu.
“Puncak panen di pertengahan September ini,” katanya.
Imam menjelaskan, luas areal tanaman tembakau di Kabupaten Bojonegoro cukup luas sekitar 11.898 hektare yang mencakup 22 kecamatan. Terluas area tanaman tembakau di Kecamatan Kepohbaru 4.027 hektare dan diurutan kedua Kecamatan Kedungadem seluas 1.740.
“Dan setiap tahun pasti ditanami tembakau,” katanya.(jk)