SuaraBanyuurip.com – Arifin Jauhari
Bojonegoro – Dalam upaya mengembangkan motif kain batik di sekitar wilayah operasi, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Tuban, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PEP) Sukowati Field menyelenggarakan lomba desain batik Jonegoroan.
Sebagai puncaknya, anak perusahaan Pertamina Hulu Energi ini menghelat acara bertajuk “Malam Gelar Prestasi Desain Batik Jonegoroan” di Hotel Aston Bojonegoro, Kamis (24/11/2023) malam. Perjamuan ini diagendakan bersama mitra dari Lestari Muda Indonesia, yaitu Organisasi Masyarakat Sipil yang bergerak dalam pendampingan bidang peternakan, pertanian, dan UMKM.
Hadir dalam acara, Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro bersama jajaran, para pejabat forkopimda, Manager Pertamina EP Sukowati Field, para dewan juri, peserta dan pemenang lomba, para perajin batik, serta ratusan tamu undangan.
Manager Pertamina EP Sukowati Field, Totok Parafianto mengatakan, kalender lomba yang digelar merupakan salah satu bentuk kerja sama dengan Lestari Muda Indonesia untuk meningkatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terutama saat ini pada produk berbahan kain batik.

Batik disebutnya adalah warisan budaya, khususnya di Bojonegoro. Pihaknya berusaha mengangkat batik agar memiliki nilai identitas bagi kabupaten setempat. Pertamina EP Sukowati melibatkan kelompok binaan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dalam gelaran ini.
“Ada dua desain yang dikembangkan melalui lomba yakni, thengul dan pompa angguk, harapannya bisa menjadi salah satu ikon juga untuk Bojonegoro,” kata Totok Parafianto dalam sambutan.
Sementara Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto menyatakan, bahwa salah satu harapannya kepada Pertamina ialah agar perusahaan yang mengeskploitasi minyak dan gas bumi tersebut bisa ikut mendorong peningkatan UMKM. Sebab hal itu menjadi program pemerintah kabupaten (pemkab) dalam kurun waktu beberapa tahun kedepan.
“Tapi memang menggerakan UMKM ini tidak gampang, harus butuh dukungan dari banyak pihak,” ujar pria kelahiran Palembang.

Menilik pengalamannya saat menghadiri penutupan Porseni Madrasah Aliyah (MA) di mana Kemenag Bojonegoro menjadi tuan rumah. Dalam kaitannya dengan peningkatan UMKM, Pejabat Kementerian Keuangan ini menilai harus banyak kegiatan di Bojonegoro. Salah satu tipsnya misalnya kalau ada kegiatan tingkat provinsi, Bojonegoro bisa ditawarkan untuk menjadi tuan rumah.
“Orang harus lebih banyak datang ke Bojonegoro kalau mau UMKM kita tumbuh lebih cepat, artinya saya sangat mengapresiasi kegiatan oleh Pertamina EP Sukowati ini, karena ini bentuk kegiatan yang merawat budaya,” tegasnya.
Untuk diketahui, gelaran Lomba Desain Batik Jonegoroan ini dibagi dalam 2 kategori yakni, pelajar dan umum. Terdapat 6 pemenang dari setiap kategori terbagi masing-masing dalam rangking atau peringkat dan non peringkat.(fin)
Berikut Nama-nama Pemenang Lomba Desain Batik Jonegoroan :
Kategori Pelajar dengan Motif Thengul atau Pompa Angguk :
Juara 1 : “Sumber Energi Kehidupan” karya Tania Nastasya Berlian Putri (SMP Negeri 1 Bojonegoro)
Juara 2 : “Kedhokan Tengul Rinonce Roning Jati” karya Bening Cahaya Rabbani Arifin (SMP Negeri 1 Kalitidu)
Juara 3 : “Batik Tari Thengal Thengul” karya Mukhamad Fairizudin Junaedi (SMA Negeri 2 Bojonegoro)
Juara Favorit Non-Rangking :
-“Batik Thengul” karya M. Adi Prayoga (SMK Negeri 4 Bojonegoro)
-“Thengul Mantul” karya Dominique Aziza Maidya (SMK Negeri 1 Bojonegoro)
-“Batik Lengul (Lenggake Thengul)” karya Nadhifa Eka Pranida (SMK Negeri 2 Bojonegoro)
Kategori Umum dengan Motif Kembang Sambiloto :
Juara 1 : “Parang Sekar Sambiloto” karya Yoga Ardianto (Desa Duyungan, Kecamatan Sukosewu)
Juara 2 : “Kembang Sambiloto” karya Selvi Madania Elwina (Perumnas Mojoranu, Kecamatan Dander)
Juara 3 ” “Sahwahila Sambiloto” karya Debby Rahmadina Riski (Desa Margomulyo, Kecamatan Balen)
Juara Favorit Non-Rangking :
-“Batik Sambiloto” karya Fala Thifal Widyadhari (Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro)
-“Kesatuan Sambiloto” karya Ahmad Burhanuddin (Desa Duyungan, Kec
Sukosewu)
-“Suburoto Sambiloro” karya Nur Fadhillah (Desa Drajat, Kecamatan Baureno)