SuaraBanyuurip.com — Arifin Jauhari
Bojonegoro — Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berpotensi menambah produksi minyak 20.000 hingga 30.000 barel per hari (Bph).
Tambahan produksi minyak itu berasal dari pengeboran 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic. Dari 7 sumur minyak yang berlokasi di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini diperkirakan bakal meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel.
Kabar ini disambut oleh Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto sebagai berita baik. Meski begitu, ahli keuangan makro ini menjelaskan, bahwa pendapatan yang diterima Bojonegoro dari Dana Bagi Hasil (DBH) minyak dan gas bumi (migas) tidak selalu dipengaruhi dari jumlah produksi.
“Tetapi tidak otomatis dari jumlah produksi minyak meningkat pendapatan (Bojonegoro) akan naik, sebab ada faktor lain yang berpengaruh juga,” kata Adriyanto kepada Suarabanyuurip.com dalam wawancara cegat di gedung putih, Kamis (14/03/2024).
“Dari harga minyak juga berpengaruh, dari kurs dollar juga berpengaruh, jadi kalau produksinya banyak tapi harga minyaknya rendah ya tentu penerimaan negara juga tidak cukup signifikan, masih banyak faktor yang berpengaruh,” lanjut pejabat di Kementerian Keuangan ini.
Kendati, pria kelahiran Palembang ini tidak menampik bahwa tidak menutup kemungkinan pendapatan Bojonegoro bertambah oleh sebab meningkatnya produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip.
“Tetapi setidaknya jika produksi minyak bisa naik dapat berdampak secara ekonomi terhadap Bojonegoro, yaitu pada produk domestik bruto atau PDB yang makin membaik karena produksi minyak membaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kala berkunjung dalam agenda tajak sumur infill and clastic perdana mengatakan, bahwa produksi minyak Lapangan Banyu Urip telah melampaui target plan of development (POD) berkat berbagai upaya SKK Migas dan ExxonMobil.
Produksi di blok ini mampu terjaga dengan optimal, sebab dari yang awalnya potensinya adalah 400 juta barel, sampai hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi hingga 1 miliar barel.
“Meningkat dua kali lipat dari cadangan saat POD,” bebernya saat di Lapangan Banyu Urip, Jumat, (1/03/2024).(fin)