SuaraBanyuurip.com – Revisi rencana pengembangan (Paln of Development/PoD) tahap I Lapangan Ande-Ande Lumut (AAL) telah selesai dibahas dan mendapat persetujuan Menteri ESDM. Pada tahap awal pengembangan AAL, Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN) akan melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran 7 (tujuh) sumur produksi horizontal untuk memproduksi minyak dari kedua lapisan (K dan G sand).
Lapangan Minyak AAL termasuk lapangan dengan karakteristik minyak berat yang terletak di perairan Laut Natuna Barat, 20 km dari perbatasan Malaysia dan berjarak sekitar 260 km dari daratan terdekat (Matak, Anambas).
“Revisi PoD tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri ESDM pada tanggal 5 Maret 2024,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, di Jakarta (28/3/2024).
Benny menjelaskan, pengembangan Lapangan Minyak AAL merupakan pengembangan lapangan yang lumayan challenging disamping faktor lokasi yang remote dan di wilayah perbatasan. Sifat minyak pada reservoir tersebut adalah jenis heavy oil serta ada kecenderungan lapisan tersebut memiliki masalah kepasiran (sand problem) yang memerlukan penanganan khusus sehingga biaya operasional yang dibutuhkan relatif tinggi.
“Lapangan AAL menjadi salah satu harapan untuk meningkatkan produksi minyak nasional, mengingat kebutuhan minyak terus meningkat. Lapangan AAL juga akan menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel,” tegasnya
Upaya mitigasi risiko berkaitan hal-hal tersebut dituangkan di dalam revisi PoD ini dimana pelaksanaan proyek dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Skenario fasilitas produksi menggunakan CPP (Central Production Platform) dan FSO (Floating, Storage, and Offloading). Konsep ini merupakan perubahan dari konsep sebelumnya yang menggunakan WHP (Well Head Platform) dan FPSO (Floating, Production, Storage, and Offloading).
“Tahap awal pengembangan AAL akan melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran 7 (tujuh) sumur produksi horizontal untuk memproduksi minyak dari kedua lapisan (K dan G sand),” terangnya.
Sementara itu, CEO Prima Energy Northwest Natuna, Pieters Utomo, menegaskan bahwa PENN akan terus berkomitmen mengembangkan Lapangan Minyak AAL ini hingga mencapai produksi pada akhir tahun 2026 dengan target produksi sebesar 20.000 bopd. Tantangan dari Lapangan Minyak AAL ini adalah berupa reservoir yang unconsolidated sand dan heavy oil, sehingga memerlukan pengeboran sumur horizotal yang panjang dan lower completion well yang khusus agar bisa membatasi produksi air dan pasir.
“Kami yakin bahwa dengan menggunakan teknologi baru yang telah terbukti dari lapangan minyak berat lainnya akan berhasil untuk Lapangan AAL,” tandasnya.
Dia menyampaikan apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian ESDM dan SKK Migas atas kolaborasinya sehingga tercapai persetujuan revisi PoD Lapangan Minyak AAL, kerjasama akan kami lanjutkan agar proyek ini berjalan lancar sesuai dengan rencana.
“PENN juga akan melakukan studi lebih lanjut terkait kegiatan eksplorasi terhadap prospek – prospek yang ada untuk menambah cadangan dan sumber daya di Wilayah Kerja Northwest Natuna,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Lapangan Ande-ande Lumut ditaksir memiliki cadangan terbukti dan terduga (proved and probable) sekitar 100 juta barel minyak. Lapangan ini ditemukan tahun 2000, kemudian dilakukan pengeboran sumur pada 2006.(red)