SuaraBanyuurip.com – Sami’an Sasongko
Bojonegoro – Operator ladang minyak dan gas bumi (Migas) Banyu Urip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) inisiasi program peningkatan fasilitas pendidikan dan peningkatan kapasitas pengajar Madrasah Diniyah (Madin) tahun 2024 di sekitar operasi. Guna merawat hubungan baik dengan pemangku eksternal dalam hal ini tokoh kultural atau Ustadz/Kyai di sekitar Blok Cepu dengan pendekatan partisipatif masyarakat dan pemangku kepentingan setempat.
Dalam program tersebut EMCL menggandeng NGO pendamping Yayasan Tropis Indonesia Raya (TROPIS Indonesia). Dengan membangun ruang belajar santri/siswa di kedua lembaga penerima program. Yakni, TPQ/Madin Nurul Quran Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam dan Pondok Pesantren Roudlotul Huda Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Selain program pembangunan infrastruktur, juga peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ustadz/ustadzah dan managemen lembaga. EMCL dan TROPIS Indonesia memberikan pelatihan pengelolaan dan metode pembelajaran bagi lembaga penerima program yang diikuti ustadz / ustadzah dari kedua lembaga seperti tutorial pengisian EMIS (Education Management Information System) sebuah aplikasi yang mengintegrasikan sistem informasi dan data pendidikan islam yang menjadi dasar kebijakan dan sumber informasi data publik.
Kepala Desa (Kades) Mojodelik, Hj. Yuntik Rahayu, mengapresiasi atas diperhatikannya Pendidikan non Formal (TPQ, Madrasah Diniyah/Madin dan pesantren) di desanya oleh EMCL.
“Terimakasih atas perhatiannya untuk pendidikan, dan kami juga akan terus memajukan pendidikan agama di Mojodelik dengan dukungan EMCL sebagai partner bersama masyarakat,” ujarnya.
Sedada dengan Kades Mojodelik, Kades Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, H. Sulistiawan mengaku, mendukung langkah EMCL dalam memajukan Pendidikan Madrasah Diniyah/Madin dan pesantren di desanya agar kualitas sarana prasarananya sejajar dengan Pendidikan formal.
“Dan terima kasih kepada EMCL atas kerja samanya,” tandasnya.
Sementara Ketua Yayasan Tropis Indonesia Raya, Musyadad mengatakan, bahwa sebenarnya tidak ada bedanya pendidikan formal dan non formal, karena kedua lembaga pendidikan ini sebagai sarana belajar anak bangsa dan dilindungi undang-undang dan ini telah dibuktikan oleh EMCL dengan program Pembangunan Fasilitas Madrasah Diniyah tahun ini.
“Program ini dilaksanakan selama empat bulan. Mulai bulan Juni sampai September 2024. Semoga program yang baik ini bisa terus berlanjut,” ujar Musyadad kepada Suarabanyuurip.com, Sabtu (21/09/2024).
Pria ramah ini menambahkan, bahwa musyawarah desa (Musdes) pertanggungjawaban program dan serah terima dilaksanakan di Balai Desa Mojodelik dan di Balai Desa Sukoharjo dengan dihadiri oleh perangkat desa, EMCL, Timlak Pembangunan dan Tokoh Masyarakat setempat.
“Alhamdulillah semua tahapan mulai awal hingga akhir berjalan lancar sesuai harapan. Semoga bermanfaat bagi penerima program dan dirawat dengan sebaik baiknya,” pungkasnya.(sam)