Inilah Peluang Investasi Sektor Pertanian di Bojonegoro untuk Investor

Bacabup Setyo Wahono bersama petani Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor.
Bacabup Setyo Wahono bersama petani dalam kegiatan panen raya padi di Desa Gedongarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

SuaraBanyuurip.com – Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Tuban, Lamongan, Nganjuk, Ngawi dan Blora, Jawa Tengah.

Kabupaten Bojonegoro mengalami kemajuan cukup pesat di bidang infrastruktur. 90 persen jalan antarkecamatan dalam kondisi baik, karena telah dilakukan pengecoran (rigid beton).

Masifnya pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Bojonegoro ini tidak lepas dari pendapatan dari dana bagi hasil (DBH) Migas yang diterima setiap tahunnya. APBD Bojonegoro pada 2024 mencapai Rp8,2 triliun atau tertinggi kedua di Jawa Timur.

Selain menjadi daerah penghasil migas, Kabupaten Bojonegoro juga merupakan penghasil pertanian di Jawa Timur dengan fokus utama pada produksi padi dan jagung. Mayoritas penduduk di Bojonegoro kerja pada sector pertanian.

Berdasarkan data di Buku Investasi tahun 2023 yang dipajang Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bojonegoro Jalan Veteran, luas areal panen padi mencapai 153,249 hektar (Ha). Jumlah produksi 870,517 ton, dengan Produktivitas lahan 56,8 ton/Ha.

Lokasi lahan pertanian padi di Kabupaten Bojonegoro tersebar di semua kecamatan dengan porsi terbesar di Kecamatan Kepohbaru, Sumberrejo, Kedungadem, Dander, dan Kalitidu.

Sementara, untuk komoditas jagung, luas areal panen mencapai 65,379 ha. Jumlah produksi sebanyak 337,799 ton dengan produktivitas lahan 5,33 ton/Ha.

Lokasi lahan pertanian jagung di Kabupaten Bojonegoro tersebar di semua kecamatan dengan porsi terbesar di kecamatan wilayah pinggiran hutan. Yakni di Kecamatan Temayang, Tambakrejo, Sekar, Gondang, Margomulyo, Bubulan, Ngambon, Kasiman.

Untuk komoditas Kedelai, luas areal panen 11,225 ha, dengan jumlah roduksi 16,150 ton dan produktivitas lahan : 1,4 ton/ha.

Lokasi lahan areal panen Kedelai tersebar di tiga belas kecamatan yaitu di Kecamatan Sumberrejo, Dander, Tambakrejo, Balen, Kapas, Kepohbaru, Sukosewu, Kedungadem, Gayam, Ngraho, Temayang, Padangan, Sugihwaras.

Komoditas Ubi kayu di Kabupaten Bojonegoro tersebar tersebar di semua kecamatan dengan porsi terbesar di Kecamatan Tambakrejo, Margomulyo, Temayang, Kedungadem, dan Gayam. Luas areal panennya mencapai 981 ha, dengan jumlah produksi mencapai 18,366 ton dan produktivitas lahan 187,2 kw/ha.

Para petani di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, saat panen raya jagung.(tangkap layar laman BKPM)

Selain itu, Kabupaten Bojonegoro juga menjadi daerah penghasil bawang merah. Luas areal panennya mencapai 4,513 ha, jumlah produksi sebanyak 33,828 ton dengan roduktivitas lahan : 75 kw/ha.

Lokasi lahan bawang merah di Kabupaten Bojonegoro tersebar di semua kecamatan dengan porsi terbesar di Kecamatan Kedungadem, Gondang, Sekar, Temayang, dan Sumberrejo.

Semua hasil komoditas tersebut menjadi peluang investasi bagi investor, karena sampai hari ini sektor hilir belum digarap maksimal. Potensi dan peluang investasi itu meliputi pembangunan penggilingan pengemasan padi, pengembangan produk olahan makanan dan minuman, produksi bisnis turunan seperti pakan ternak dan pupuk.

Kemudian, penggembangan bahan bakar nabati, pengembangan fasilitas pendidikan produksi pertanian, pengembangan lembaga keuangan dan non bank untuk mendukung kegiatan produksi dan bisnis turunan.

Bojonegoro Siapkan Karpet Merah untuk Investor

Cabup dan cawabup wahono-nurul.
Bupati dan Wakil Bojonegoro terpilih Setyo Wahono – Nurul Azizah saat melayani wawancara dengan wartawan.

Bupati Bojonegoro terpilih Setyo Wahono menyatakan, akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor yang ingin berinvestasi sektor pertanian. Pihaknya juga akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi investor untuk menjaga iklim investasi di Bojonegoro.

“Kita akan memberikan kemudahan perizinan bagi investor yang membangun usaha disini. Pokoknya untuk investor akan kita gelar karpet merah,” tegasnya.

Untuk memaksimalkan potensi pertanian tersebut, lanjut Wahono, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Kota Surabaya untuk memasok kebutuhan pangan. Hal itu disampaikan saat dirinya bersama Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah bertemu dengan Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi beberapa waktu lalu.

Selain itu, Setyo Wahono dan Nurul Azizah akan melakukan penguatan SDM lokal, hilirisasi industri lokal, dan pembukaan akses wilayah selatan, menjadi pilar untuk memajukan daerah selatan dan sekitarnya.

Salah satunya mencanangkan pembangunan “Distribution Center” atau pusat distribusi. Yakni sistem dan fasilitas gudang yang menerima, menyimpan, dan mendistribusikan barang ke pasar. Selain meningkatkan harga jual barang, keberadaan Distribution Center diharap mampu memunculkan pusat ekonomi baru.

Untuk mendukung itu, pemerintahan Setyo Wahono-Nurul akan membangun Jalan Selatan Bojonegoro. Sebuah akses yang terhubung atau terkoneksi dengan Tol Ngawi-Bojonegoro- Tuban-Lamongan. Akses ini akan memudahkan dan mempercepat distribusi hasil produksi. Juga untuk pembangunan daerah Bojonegoro yang merata, berkeadilan dan bisa dirasakan lapisan masyarakat.

“Guna mewujudkan itu kita tidak bisa sendiri, butuh keterlibatan investor untuk bersama-sama membangun ekonomi Bojonegoro lebih baik dan lebih sejahtera,” pungkas bupati asli Bojonegoro dari Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo ini.(red)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait