BUMD Bojonegoro Tak Berperan Maksimal di Proyek Migas

SuaraBanyuurip.comRirin Wedia

Bojonegoro – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyayangkan keberadan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), yang tidak bisa berperan maksimal dalam kegiatan proyek migas untuk menopang pendapatan asli daerah (PAD). 

Sekretaris Komisi B, Ali Mahmudi, mengatakan, tujuan awal pembentukan PT BBS adalah untuk meningkatkan PAD Bojonegoro dari pembangunan infrastruktur industri minyak dan gas bumi (migas) terutama di Lapangan Banyuurip, Blok Cepu. 

“Tetapi, karena kondisi yang memaksa yaitu keterbatasan modal dan Sumber Daya Manusia atau SDM yang terbatas, ya mau bagaimana lagi,” katanya.

Politisi Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) ini mengatakan, pihaknya tidak menyalahkan kondisi PT BBS yang condong sebagai broker tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya mendorong agar PT BBS bisa membuat unit usaha sesuai tujuan utamanya dengan menambah SDM yang berkualitas, karena selama ini SDM nya masih standart semua.

“Sampai hari ini belum ada kemajuan,” tegasnya.

Kepala Dinas Pendapatan Bojonegoro, Herry Sudjarwo, menyatakan, PAD yang dibebankan kepada PT BBS pada tahun 2015 mendatang akan diturunkan meskipun sekarang ini memenuhi target yaitu dari Rp2.848.000.000 terealisasi sebesar Rp 4.636.256.706.

Baca Juga :   8 Jam Jalan Daendels Tuban Macet Belum Terurai

“Penurunan ini mungkin karena peluang bisnis yang minim, saya kurang tahu pasti,” sambung Herri dikonfirmasi terpisah. 

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama PT BBS, Deddy Affidick, belum membrikan konfirmasinya.(rien)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *