Ekonomi Warga Blok Cepu Menurun

SuaraBanyuurip.comSamian Sasongko

Bojonegoro – Meski berada di sentra ladang migas Blok Cepu, tak menjamin dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Justru ekonomi masyarakat di wilayah Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ring 1 Blok Cepu, menurun.

Hal itu dapat dibandingkan sebelum dan sesudahnya adanya proyek Migas Banyuurip yang di operatori Mobil Cepu Ltd (MCL). Dimana sebelumnya warga yang mayoritas petani dapat menikmati hasil dari lahannya. Namun setelah lahan mereka dibebaskan untuk kepentingan proyek migas, praktis pendapatan mereka hilang.

Seorang warga Gayam, Jasman, mengatakan, banyak hal perubahan yang telah dialami warga sekitar Banyuurip. Salah satunya adalah terkait dengan hasil pertanian yang menurun drastis karena telah dibebaskan untuk kepentingan proyek.

“Kalau penghasilan pertanian ya menurun, Pak. Karena lahannya sudah berkurang. Biasanya dalam satu hektar bisa mendapatkan hasil panen 6-7 ton. Berhubung lahannya berkurang penghasilan tinggal sekitar 2-3 ton sesuai dengan sisa lahan yang dimiliki petani saat ini,” kataJasman kepada suarabanyuurip.com, Kamis (13/03/2014).

Tenaga peneliti Pusat data (Pusda) Kota, Agri Sasongko, membenaran jika pendapatan masyarakat di sekitar ladang Migas Banyuurip menurun. Salah satu penyebabnya berkurangnya lahan pertanian dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki warga. Karena mayoritas warga sekitar Banyuurip selama turun temurun bekerja sebagai petani.

Baca Juga :   PEPC Beri Pendampingan BUMDes Kaliombo untuk Budidaya Ayam Petelur

“Sesuai hasil penelitian yang saya lakukan pada 2012 lalu yang mengarah pada pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi sangat jauh perubahannya dari sebelum dan sesudah adanya proyek Banyuurip ini. Intinya, yang menurun adalah ekonomi warga, Mas,” ungkap Agri Sasongko saat bertandang di Kantor suarabanyuurip.com di jalan Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Kamis (13/03/2014).

Dia menjelaskan, terkait dengan pendidikan warga, mayoritas juga masih SMP dan SMA. Sehingga, jika ingin menjadi tenaga kerja di proyek migas pastinya juga tidak mampu untuk memenuhi kualifikasi yang ditentukan perusahaan migas. Sebab untuk dapat bekerja di perusahaan migas dibutuhkan pengalaman dan keterampilan.

“Kalau ingin kerja sebagai tenaga skil pastinya juga sulit bagi warga. Jikapun ada, itupun sangat minim warga yang bisa masuk. Karena faktor pengalaman tentang dunia migas tersebut,” kata Agri.

“Sementara, kalau terkait di bidang kesehatan biasa-biasa saja, Mas. Hanya saja, yang perlu ditingkatkan dari operator adalah meningkatkan komunikasi dengan petugas kesehatan yang ada. Misalnya, bidan desa ataupun mantri kesehatan yang ditugaskan,” saran dia.

Baca Juga :   Pengurus BUMDes Mugirahayu Mojodelik Dapat Pelatihan Keuangan dan Content Creator

Sedangkan untuk segi positif, menurut Agri, adalah banyak perkembangan pembangunan yang ada di desa di wilayah Kecamatan Gayam. Semisal, pembangunan infrastruktur jalan yang hampir mayoritas sudah pavingisasi, dan pembangunan gedung sekolahan yang ada juga sudah banyak yang berubah lebih baik dibandingkan sebelumnya.(sam)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *