Guru di Bojonegoro dan Tuban Dilatih Pembelajaran Aktif

SuaraBanyuurip.comRirin W

Bojonegoro– Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Mobil Cepu Limited (MCL), operator minyak Lapangan Banyuurip, Blok Cepu menggelar pelatihan dan pemilihan finalis lomba desain pembelajaran aktif (RPP) di wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Kamis (22/11/2012). Pelatihan itu merupakan program corporate social responsibility (CSR) dibidang pendidikan.

Pelatihan itu diberikan kepada guru sekolah dasar (SD) yang berada di delapan Kecamatan yaitu empat dari Kecamatan Ngasem, tiga di Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, dan satu dari Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Selain itu, juga diadakan lomba untuk menentukan juara dari materi yang telah diberikan tersebut.

“Tujuannya untuk melahirkan guru model yang memang memiliki kompetensi didalam mengajar,” kata Manager Program Dompet Dhuafa, Abdul Mugni disela-sela penutupan program, Kamis (22/11/2012).

Dia mengharapkan, dengan pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas para guru dalam memberikan tekhnik mengajar agar para murid tidak hanya mendapatkan ilmu saja tetapi mampu menyerap apa yang sudah diajarkan.

“Pelatihan ini dilakukan selama 6 bulan yaitu terhitung sejak Juni – November 2012,” sergah Mugini.

Baca Juga :   LPM Unirow Hidupkan Radio Pendidikan

Sedangkan dalam lomba itu, ada 15 guru yang terpilih menjadi finalis lomba desain pembelajaran aktif dan diambil juara satu, dua, tiga untuk mendapatkan trophi serta hadiah hiburan.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan SMP/SMA/SMK Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Bojonegoro, Hanafi menyatakan, sangat mengapresiasi program CSR terutama di bidang Pendidikan yang salah satunya memberikan pelatihan kepada guru seperti saat ini.

“Justru pada saat perbaikan pendidikan di bidang  fisik sudah selesai, maka selanjutnya Sumber Daya Manusianya (SDM) lah yang perlu ditingkatkan. Salah satunya peningkatan kompetensi guru,” sambung Hanfi sembari mengucapkan terimakasih kepada MCL dan Dompet Dhuafa yang sudah memberikan pelatihan.

Dirinya menginginkan program-program peningkatan mutu pendidikan bisa terus berlangsung tidak hanya berbentuk fisik tapi juga Sumber Daya Manusia (SDM), baik  kepada guru maupun murid-muridnya.

“Sehingga pendidikan di Bojonegoro bisa berjalan secara berkelanjutan,” pngkas mantan Kepala SMA Tambakrejo ini. (rin/suko)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *