Kunjungan Kerja Presiden Jokowi di Tuban
Senin, 28 November 2016, Dibaca : 779 x Editor : samianSuaraBanyuurip.com - Ali Imron
Tuban - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar menghimbau siapapun yang melakukan penanaman harus jelas hasilnya untuk masyarakat. Selain menambah penghasilan ekonomi, penanaman tidak boleh hanya semata-mata untuk lingkungan.
"Harus jelas apa yang diperoleh warga dari penanaman itu," kata Menteri LHK, Siti Nurbaya, kepada suarabanyuurip.com, ketika ditemui dalam penanaman serentak 238 ribu batang pohon di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (28/11/2016).
Perempuan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1998 itu menjelaskan tema "Pohon dan Hutan Rakyat, untuk Kehidupan, Kesejahteraan, dan Sumber Devisa Negara" mengandung makna yang besar. Arti menanam dan merawat pohon bukan hanya sekedar seremonial, namun secara berkesinambungan mengontrol ekosistem lingkungan.
Kegiatan kali ini juga menjadi reflesksi dunia, melalui komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Paris Agreement yang telah diratifikasi oleh Pemerintah dan DPR UU Nomor 16 tahun 2016. Penanaman ini bertujuan untuk mengurangi deforestasi, dan degradasi hutan dan lahan dalam reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD +).
Dalam pertemuan dunia komitmen Indoensia telah diakui terdepan dalam agenda REDD+. Kepercayaan Internasional ini tentunya perlu kita jaga. Dia optimis penilaian Guiness Book of Record, kepercayaan tersebut lebih kuat.
“Kami apresiasi langkah Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) dalam penilaian Guiness Book of Record ini,” imbuh Nurbaya.
Ditegaskan pula, menanam dan merawat pohon akan memperoleh Oksigen (O2), menyelamatkan air, dan mempertahankan sistem regulasi alam. Dimana regulasi tersebut berpengaruh nyata terhadap musim kemarau dan hujan, pola tanam petani, neraca air, dan melestarikan sumberdaya yang ada.(Aim)