SuaraBanyuurip.com -Ahmad Sampurno
Blora - Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, masih rendah. Prosentasenya masih di bawah Provinsi Jawa Tengah maupun pusat.
Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Henny Indriyanti, rendahnya kesembuhan itu karena banyak warga yang terlambat membawa ke rumah sakit ketika terdapat gejala Covid-19.
"Kalau datang terlambat di rumah sakit berat. Karena kalau kita lihat data kematian hari pertama masuk rumah sakit sudah meninggal," ujar Henny, Senin (8/2/2021).
Disebutkan, prosentase tingkat kesembuhan Covid-19 di Blora mencapai 79 persen. Jika dibandingkan prosentase tingkat kesembuhan di Provinsi Jawa Tengah maupun secara nasional memang masih di bawahnya.
"Kalau pusat sekira 86 persen. Provinsi 80 persen lebih," ujarnya.
Henny menyampaikan, masih banyak warga yang bergejala dinyatakan positif Covid-19 enggan dirawat di rumah sakit. Sebagian besar mereka karena takut.
"Kalau dinyatakan positif, ke rumah sakit harus mau, karena banyak yang menolak mungkin takut di rumah sakit," ucapnya.
Ditegaskan bahwa rasa takut saat dirawat di rumah sakit harus disingkirkan. Kepentingan akan keselamatan harus menjadi yang utama.
"Ketakutan harus dieliminir karena yang paling penting justru keselamatan. Takut datang ke rumah sakit tapi keselamatan terganggu," tandasnya.
Sementara itu, Bupati Blora Djoko Nugroho, membenarkan terkait prosentase tingkat kesembuhan Covid-19 di Blora masih di bawah Jawa Tengah maupun pusat. Faktor yang menyebabkan diantaranya karena manajemen rumah sakit swasta dalam menangani pasien Covid-19 terkesan asal-asalan.
"Saya mengamini karena saya melihat manajemen rumah sakit di Blora khususnya swasta dalam rangka isolasi kesannya terpaksa sehingga dengan peralatan seadanya," ujar Bupati Djoko Nugroho. (ams)