Penumpang Bus Estafet Mencari Angkutan

Riris oper bus

SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban – Akibat ambruknya jembatan Cimcin II Widang-Babat pada Selasa (17/4) siang, para penumpang bus yang bertujuan Tuban kota mulai hari ini harus estafet mencari angkutan lain untuk bisa sampai tujuan. Bus langganannya tidak boleh melintasi Jembatan Cincim III, karena dialihkan rute Bojonegoro untuk sampai ke Semarang.

“Tadi diturunkan paksa di bawah jembatan Babat,” ujar salah satu pegawai perbankan di Tuban, Aziz, kepada suarabanyuurip.com, saat melintasi jembatan Cincim III, Rabu (18/4/2018).

Pria asli Lamongan ini kemudian jalan kaki, menyusuri anak tangga dan berjalan sejauh kurang lebih 2 Kilometer (Km) untuk mendapat angkutan lainnya. Pada hari biasanya sebelum jembatan ambruk, dia tak perlu oper bus karena bisa langsung ke tempatnya bekerja.

“Sudah empat tahun bekerja di perbankan Tuban dan baru kali ini harus oper kendaraan,” terangnya.

Alasan dia rela jalan kaki, karena dirasa lebih cepat tiba di tempat tujuan. Jika mengikuti bus ke Bojonegoro akan lebih jauh, karena rutenya memutar.

Baca Juga :   Ikan Kecil di TPI Bukan Korban Cantrang

Salah satu karyawati dealer motor, Riris, juga membenarkan kalau mulai hari ini harus oper bus. Tak jauh berbeda dengan yang dialami Aziz, Riris juga tak ingin lebih jauh untuk sampai di Tuban kota.

“Jalan kaki dan oper kendaraan ya gara-gara jembatan ambruk ini,” sergahnya.

Perbaikan jembatan ambruk yang diresmikan kisaran tahun 1983 ini, diprediksi selesai setelah Lebaran Idul Fitri. Bersamaan dengan itu, rekayasa arus lalin akan dilakukan sampai perbaikan rampung.

“Rekayasa akan dilakukan terus sampai perbaikan jembatan ini selesai,” ucap Kasatlantas Polres Tuban, AKP Eko Iskandar.

Rekayasa pertama, Eko memaksa truk muatan berat dari arah Semarang ke Surabaya untuk melewati Jalan Dandeles Kecamatan Palang sampai ke Lamongan. Opsi kedua, truk maupun kendaraan pribadi diarahkan ke Bojonegoro dari pertigaan Pakah.

Rekayasa kedua, arus dari Surabaya masih diizinkan melewati jembatan Cincim III yang masih aman tapi cuma searah. Kendati demikian, untuk meminimalisir pengemudi yang nakal pihaknya akan mendirikan posko pengamanan.

“Kita atur searah supaya jembatan Cincim III tidak ikut ambruk,” terang Eko.

Baca Juga :   Cegah Covid-19, Almamater SMPN 1 Purwosari 1992 Bagikan Masker Gratis

Alasan rekayasa ini, karena di Lamongan tidak memiliki jalur alternatif lalin. Sehingga semua pengemudi akan dipaksa untuk mematuhi aturan, demi kebaikan bersama.(aim)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *