SuaraBanyuurip.com – Samian Sasongko
Pemindahan enam rumah warga Desa Kalisumber, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, yang terkena proyek pembangunan jalan menuju lokasi Sumur minyak dan gas (Migas) Tiung Biru (TBR)-C, Blok Gundih, masih ngambang. Sebab sejak dilakukan sosialisasi pada pertengahan November 2011 lalu hingga sekarang belum ada kesepakatan biaya ganti untung pemindahan rumah antara Pertamina EP, pengelola Sumur TBR dengan warga pemilik rumah.
Waspodo, salah satu warga yang rumahnya terkenan proyek jalan menyatakan, sudah melakukan pertemuan dengan Pertamina EP untuk membahas biaya perpindahan rumah dan ganti untung 107 pohon jati. Namun, setelah pertemuan hingga saat ini belum ada jawaban pasti dari pertamina EP.
“Waktu sosialisasi saya mengusulkan biaya (ganti untung) sebesar Rp. 10 juta setiap rumahnya,†katanya.
Waspodo mengaku memiliki 3 rumah yang semuanya terkena proyek pembangunan jalan. Jika dihitung dengan usulan biaya pemindahan yang diajukannya, total ganti untung yang bakal dia terima sebesar 30 juta rupiah.
“Sedangkan untuk pohon jati saya mengusulkan harga Rp 100.000/pohon,†ungkap Waspodo.
Namun permintaan ganti untung tersebut, lanjut Waspodo, belum ada jawaban dari Pertamina EP sampai saat ini. Padahal, sebentar lagi alat berat akan didatangkan ke lokasi pemboran.
“Bila sampai nanti alat berat didatangkan dan belum ada kesepakatan ganti untung, maka saya dan warga lainnya akan mematok jalan menuju lokasi TBR-C,†ancamnya.
Menurut dia, ganti untung yang diajukannya ke Pertamina EP itu dinilai wajar. Karena harga yang diajukannya dapat ditawar.
“Ibaratnya ini jual beli. Tinggal Pertamina beraninya berapa. Tidak seperti ini, tidak ada keputusan jelas,†gerutunya.
Yudhi Madjid, External Relations PT. Bama Bumi Sentosa (BBS), Operator sumur TBR-B ketika dikonfirmasi melalui pesan pendeknya belum ada jawaban hingga berita ini diturunkan.