Sisa Trauma di Rembang Petang

lahan jagung

SuaraBanyuurip.com – Letusan peluru di ladang jagung sudah tak terdengar lagi. Tapi baku tembak di rembang petang itu menyisakan trauma mendalam.

MARSUTI masih tidak bisa melupakan suara tembakan bertubi-tubi di ladang jagung miliknya. Suara itu masih mengiang di telinga setiap kali dia mengingatnya.

Tubuh wanita lanjut usia itu langsung gemetar kala ditemui orang asing. Wajahnya pucat pasi. Bicaranya terbata-bata. Mulutnya seperti terkunci rapat.

Awak media pun cukup kesulitan untuk sekadar mendengar secuil kisahnya saat tragedi pengepungan terhadap enam orang terduga teroris oleh Densus 88. Saat tragedi itu terjadi, Marsuti sedang berada di ladang jagungnya di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Wanita berkulit hitam itu menyaksikan mulai awal hingga babak akhir peristiwa yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Mulai dari kawanan terduga teroris masuk ke ladangnya, hingga puluhan petugas Densus 88 berseragam hitam dengan senjata laras panjang bersama tim gabungan dari brimob, polisi dan TNI memporak porandakan tanaman jagung miliknya untuk mengejar kawanan terduga teroris.

Waktu itu, hujan deras mulai reda mengguyur wilayah Kecamatan Jenu. Sekira pukul 10:00 WIB sayup-sayup suara sirine mobil polisi terus berbunyi, dan semakin keras. Tak ada yang mengira, kalau terjadi aksi kejar-kejaran antara anggota Polsek Jenu, dengan enam terduga teroris yang mengendarai mobil Daihatsu Terios putih bernomor polisi (Nopol) H 9037 BZ.

Marsuti bersama suaminya Kasmin, seperti biasa masih betah di ladang miliknya. Suasana sejuk di bawah pohon rindang membuat pasangan lanjut usia ini, ayem melihat tanamannya yang sebentar lagi panen. 

Entah ada apa gerangan, Kasim yang biasanya selalu berlama – lama di ladang, hari itu, Sabtu 8 April, tiba-tiba  mendadak ingin pulang terlebih dahulu. Marsuti hanya bisa mengangguk tanda setuju suaminya kembali ke rumah. Sedangkan dia masih ingin membersihakn sisa rumput yang memadati jagungnya. 

Baca Juga :   Semalam Petugas Parkir Raup Rp700 ribu

Tak peduli matahari sudah berada di atas ubun-ubun,  perempuan bercaping bambu itu terus besemangat membersihkan hama di sekitar tanamannya. Entah pukul berapa waktu itu, tanpa sengaja dia melihat ada empat orang merunduk di tengah ladang jagungnya.

“Saya sudah curiga kalau mereka bukan orang baik, melihat perawakan dan ransel di pungungnya,” ucapnya membuka perbincangan dengan suarabanyuurip.com.

Tanpa bersuara, pelan-pelan ia langsung menjauhi orang yang tak dikenalinya itu. Sesampainya di jalan setapak, tak disadarinya bertemu dengan Danramil Kecamatan Kota, Kapten Inf Lasmito bersama anggota keamanan lainnya.

Marsuti tergopoh-gopoh karena ketakutan. Perempuan berusia 51 tahun itu sulit menceritakan apa yang dilihatnya. Dalam kondisi gugup, ia diminta menarik napas panjang oleh Kapten Lasmito. 

Setelah dalam keadaaan tenang, Marsuti bercerita. Kalau ditengah jagungnya, ada orang yang mencurigakan membawa ransel. Mendengar informasi ini, Danramil langsung menyampaikannya kepada petugas lain melalui pesawat handy talky (Ht).

Setelah itu, dia langsung diminta petugas tiarap di bawah rumpun bambu dekat ladangnya. Hampir dua jam lamanya Marsuti mendengar longsongan peluru berhamburan. 

Rasa ketakutan dan bingun bercampur menjadi satu. Marsuti pun hanya bisa berdoa agar terhindar dari peluru nyasar. Dua kubu saling baku tembak.

Baku tembak selesai di rembang petang. Pukul 17.00 WIB, enam orang terduga teroris tewas terkapar bersimbah darah dengan sejumlah luka tembak di bagian tubuhnya. Semua jasad korban yang diketahui Jamaah Anshorut Daullah (JAD) Lamongan itu dibawa ke mobil ambulan.

Menjelang adzan mahgrib Marsuti berjalan gontai menju rumahnya. Peristiwa yang tanpa sengaja dilihatnya menjadi awal dirinya harus berurusan dengan petugas, termasuk beberapa awak media yang ingin mewancarainya.

Di Mapolsek Jenu, perempuan ini ditanya awal dia menunjukan titik enam terduga teroris itu bersmebunyi. Pertanyaan serupa juga diterimanya dari jurnalis.

Tidak berhenti di situ. pasca kesaksiannya di Mapolsek Jenu, orang-orang yang tak dikenalinya justru silih berganti mendatangi rumahnya. Mereda datang ada yang membawa roda empat, maupun roda dua. Tak ada pertanyaan lain yang didengarnya, selain apa yang ditanyakan oleh petugas Polsek Jenu kepadanya.

Baca Juga :   Sepenggal Cerita Penggembala di Lapangan Cendana

Pascamenyaksikan baku tembak tersebut, Marsuti mengaku sulit tidur. Sebentar-sebentar dia bangun, ketika mendengar deru mesin mobil di depan rumahnya.

“Tolong ya mas, jangan bawa saya lagi,” ujarnya memelas kepada suarabanyuurip.com, saat ditemui di kediamannya.

Selama dua hari sejak tanggal 9 April 2017 lalu, dia tidak berani keluar rumah. Baru berani keluar saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban memberikan bantuan kepadanya. Dengan wajah berlinang air mata, dia tidak menyangka mendapat bantuan banyak dari Bupati Tuban, Fathul Huda.

Melalui Kepala Dinas Pertanian dan Pertahanan Pangan Tuban, Murtadji, Marsuti menerima tiga kwintal pupuk, 10 Kilogram (Kg) bibit jagung, dan uang tunai Rp 2 juta. Setelah menerima secara simbolis, perempuan yang mengenakan pakaian lusuh ini menjabat semua orang yang hadir.

“Terimakasih pak atas semua bantuannya,” ungkapnya sambil mengusap air mata di pipinya yang keriput.

Dalam waktu yang sama, Murtadji mewakili Bupati Tuban menyampaikan keprihatinannya atas apa yang dialami Marsuti. Baku tembak antara petugas gabungan Densus 88, Kodim 0811, Polres Tuban, dan enam terduga teroris, telah merusak 2.000 meter persegi ladang jagungnya.

“Jangan lihat berapa nilai bantuannya, karena ini atas nama kemanusiaan,” jelas Camat Bancar ini.

Langkah yang dilakukan oleh perempuan kelahiran Desa Suwalan ini sangat hebat. Besar kemungkinan, apabila tidak ada informasi itu aparat keamanan sulit melumpuhkan terduga teroris bersenjata.

“Semoga bantuan dari Pemkab kali ini dapat digunakan lagi untuk memulihkan ladang jagungnya yang rusak,” tutupnya. (ali imron)


»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *