Oleh D Suko Nugroho
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Jalan Panglima Sodirman bagian timur dan sekitar pasar kota semakin mandiri setelah memperoleh pendampingan dan akses permodalan dari BMT. Program pendampingan dan permodalan itu merupakan salah satu program kemasyarakatan yang dilaksanakan Operator Blok Cepu, Mobil Cepu Limited (MCL) bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.
“Dalam program ini kita memberikan pelatihan manajemen, organisasi, dan akses permodalan bagi PKL agar mereka (PKL) berdaya dan mandiri,†kata Director Dompet Dhuafa, Kusnandar didampingi Coordinator Program Deny Pribadi disela-sela penutupan program pemberdayaan PKL di Hotel & Resto MCM, Selasa (14/6).
Melalui program ini bunga trotoar –sebutan lain PKL- di Jln Pangila Soedirman (Pangsud) dan Pasar Kota telah membentuk sebuah paguyupan. Yakni paguyupan PKL Pangsud Wetan dengan anngota 27 orang dan Paguyupan PKL Pasar Kota dengan jumlah anggota sebanyak 126 orang.
Selain itu, para PKL ini juga telah mampu membentuk sebuah koperasi yang diberi nama Koperasi PKL Rukun Jaya Bojonegoro Matoh. Koperasi yang berdiri empat bulan lalu itu memiliki usaha simpan pinjam dan kamar dagang yang memenuhi kebutuhan para PKL maupun pedagang kecil.
“Sekarang ini omset kita setiap tahun mencapai 27 juta,†sambung Sinarto salah satu pengurus Koperasi PKL Rukun Jaya Bojonegoro Matoh.
Menurut dia, dengan adanya program dari MCL – Dhuafa ini, telah menghindarkan PKL dari lilitan rentenir. Sebab para PKL sekarang dengan mudah memperoleh akses permodalan melalui BMT maupun koperasi PKL.
“Ini sangat membantu PKL, karena selama ini (sebelum adanya program dari MCL – Dompet Dhuafa) kita harus meminjam modal dari lintah darat yang bunganya sangat tinggi,†ungkap Kusnul Yakin, salah satu PKL sekitar pasar Pasar Kota.