SuaraBanyuurip.com – Athok M. Nur Rozaqi
Dari 542 balita penderita gizi buruk di Kabupaten Bojonegoro tahun 2010 lalu, sebanyak 59 balita masuk katagori gizi buruk sangat kritis. Jumlah gizi buruk ini mengakibatkan kota yang kaya sumber migas ini menduduki peringkat ke dua Se Jawa Timur setelah Kabupaten Pamekasan.Â
“Itu data dari Dinas Kesehatan Bojonegoro,†kata Tri Harso perwakilan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) mitra Mobil Cepu Limited (MCL) dalam program perbaikan gizi balita sekitar pemboran Migas Blok Cepu disela-sela peluncuran program dan pemberian alat memasak di Gedung srba Guna PKK Bojonegoro, Senin (4/7).
Penderita gizi buruk di Bojonegoro ini merupakan sebuah persoalaan serius yang perlu penanganan semua pihak, bukan hanya pemerintah daerah. Melainkan perusahaan maupun lemabaga social lainnya.
“Harus ada prioritas penanganan dari pemerintah daerah dan lembaga yang ada disini agar penderita gizi buruk dapat ditekan setiap tahunnya,†tegasnya.
Dari survey yang dilakukan PKPU dilapangan, ada tiga penyebab gizi buruk pada balita. Yakni kemiskinan, ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik kepada anak, dan penyakit bawaan.
Ketua PKK Bojonegoro Mahfudhoh Suyoto menambahkan, untuk menekan dan mengantisipasi penderita gizi buruk di Bojonegoro, pihaknya secara rutin melaksanakan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan melalui program PKK.
“Kita juga melibatkan instnasi terkait dan lembaga lain. Agar penangan dan pendeteksian gejala gizi buruk dapat tertangani dengan cepat,†sambung isteri Bupati Bojonegoro Suyoto ini.Â