SuaraBanyuurip.com –Winarto
Field Public and Government Affairs Manager Mobil Cepu Limited (MCL), Rexy Mawardijaya menilai, bahwa aksi sweeping yang dilakukan petugas perlindungan masyarakat (Linmas) bersama sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, terhadap pekerja PT. Takari, Selasa (27/12) siang tadi, hanya dikarenakan miskomunikasi antara kontraktor dengan Kepala Desa Mojodelik, Sandoyo.
“Intinya hanya miskomunikasi dan sudah dijembatani oleh Humas kita (MCL) dilapangan,” kata Rexy menanggapi aksi tersebut melalui pesan pendeknya.
Dia menjelaskan, sekarang ini kebutuhan tenaga kerja tambahan khususnya driver (sopir) memang belum ada. Meski demikian, bila nanti kebutuhan tersebut ada pihaknya telah meminta kepada kontraktornya (PT. Akari) untuk berkoordinasi dengan kontraktor dan desa terkait.
“Karena ini sudah menjadi komitmen kami, bahwa kontraktr harus melibatkan warga sekitar sesuai kemampuannya,” tegas Rexy.
Seperti diketahui, anggota linmas bersama sejumlah tokoh dan pemuda Desa Mojodelik mensweeping pekerja PT. Takari di sekitar lokasi well Pad A Banyuurip. Aksi dilakukan karena warga maupun pemerintah desa merasa ditilap oleh kontraktor MCL yang melakukan pengadaan mobil untuk BPTO, karena sopir yang digunakan adalah warga dari luar desa.
Namun belum sempat sweeping dilakukan, petugas kepolisian Polsek Gayam datang kelokasi dan menyarankan anggota linmas dan warga untuk melakukan pertemuan di Rumah Kepala Desa Mojodelik, Sandoyo. Pertemuan itu difasilitasi humas MCL dan Kapolsek Gayam AKP.Sudirman.