SuaraBanyuurip.com – Ririn
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bojonegoro, Soehadi Moeljono menegaskan bila beberapa butir kesepakatan dalam enam item yang disepakati bersama Rabu (18/1) kemarin, bukan sepenuhnya penyelesaian masalah sosial ekonomi proyek pengembangan penuh Lapangan Minyak Banyuurip, Blok Cepu. Melainkan masalah social ekonomi itu dapat teratasi dengan memberdayakan masyarakat lokal, khususnya warga sekitar pemboran.
“Inilah (memberdayakan masyarakat lokal) yang jauh lebih penting,†kata Soehadi Molejono usai memimpin pertemuan antara BP. Migas, Mobil Cepu Limited (MCL), Operator Blok Cepu, empat kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan Tim Optimalisasi Kandungan Lokal, Rabu (18/1) kemarin.
Menurt dia, pemberdayaan masyarakat lokal menjadi tanggungjawab Operator Blok Cepu dan kontraktor pemenang tender proyek engineering, procurement and constructions (EPC) Banyuurip yang melakukan pekerjaan di Bojonegoro. Sehingga masyarakat nantinya tidak hanya menggantungkan pekerjaan pada proyek yang hanya berjalan tiga tahun. Akan tetapi dapat menangkap peluang usaha ikutan dari adanya industri tersebut.
“Sehingga industri ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat tiga puluh hingga empat puluh tahun ke depan,† ujarnya.
Dia mencontohkan, seperti pembangunan kota baru diwilayah sekitar pemboran diharapkan nantinya dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Mulai dari penyerapan tenaga kerja lokal, usaha jasa, pertokoan, dan usaha-usaha lainnya.
â€Karena itu kita ingin basecamp para pekerja nantinya ditempatkan dikawasan khusus,†tegasnya.
Meski demikian, dia mengaku, tidak memiliki paramater dalam penyelesaian masalah sosial ekonomi dalam proyek pengembangan penuh Migas Banyuurip. Menurut dia yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan sosial ekonomi ini adalah masyarakat memiliki keterampilan untuk membuka usaha baru dari industri ikutan dan meningkatnya pendapatan mereka.