Capai Kesepakatan, Pemblokiran Dihentikan

SuaraBanyuurip.com - Samian Sasongko

Bojonegoro – Setelah dicapai kesepakatan antara Tripatra dengan enam kepala desa (Kades) sekitar Banyuurip, Blok Cepu, di Rumah Makan Balai Nonong, Kecamatan Padangan, Kamis (14/06/2012), pemblokiran jalan menuju Well Pad A Banyuurip oleh warga Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, dihentikan.

Puluhan warga yang sejak Rabu (13/06/2012) lalu memblokir jalan, akhirnya mencabut bambu yang dipasang ditengah jalan dan membubarkan diri sekitar pukul 15.00 wib. Mobil operasional sejumlah kontraktor Mobil Cepu Limited (MCL), Operator Migas Blok Cepu, terlihat mulai keluar masuk lokasi Sumur Minyak Banyuurip.

“Karena sudah tercapai kesepakatan, aksi ini kita hentikan sejak sore tadi, mas,” kata Suyoto, Ketua Karang Taruna Desa Mojodelik dihubungi melalui telepon genggamnya, sore tadi.

Sesuai kesepakatan dalam pertemuan itu, dari sisa 100 tenaga kerja sertifikasi scaffolder untuk proyek engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip, paling banyak adalah Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, yakni 36 orang. Untuk Desa Gayam disepakati sebanyak 15 orang, Bonorejo 10 orang, Brabowan 10 orang, Ringintunggal 2 orang, dan Begadon 2 orang semuanya masuk wilayah Kecamatan Ngasem.

Sementara untuk wilayah Kecamatan Kalitidu yakni Desa Ngraho sebanyak 10 orang, Sudu 10 orang, Sumengko 2 orang, dan Katur 3 orang.

Budi Karyawan, Community Affairs PT. Tripatra Engineers & Constructors, kontraktor EPC 1 Banyuurip menambahkan, sesuai kesepakatan bersama, pembagian kuota tenaga kerja scaffolder itu didasarkan pada desa terdampak langsung dan jumlah penduduk yang ada di masing-masing desa. Artinya, untuk desa yang terdampak langsung memperoleh pembagian lebih besar.

“Alhamdulillah akhirnya semua sudah sepakat. Sehingga tidak ada permasalahan lagi,” sambung Budi.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi pemblokiran yang dilakukan sejak Rabu (13/06/2012) kemarin, dipicu tidak terekrutnya satupun warga Mojodelik sebagai tenaga scaffolder oleh Tripatra. Aksi ini sempat menggangu proyek pengurukan lahan lantaran mobil dump truk pengangkut tanah urug tidak dapat masuk lokasi. Lain itu, mobil operasional kontraktor MCL juga tidak diperboilehkan masuk lokasi Sumur Banyuurip oleh warga. (suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *