Air terjun Nglirip menyimpan pesona alam perawan. Â Kisah legendanya pun lekat dalam kehidupan orang-orang di sekitarnya.
Bisa jadi fenomena air terjun Nglirip menjadi bagian tak terpisah dengan warga sekitar. Air terjun yang bermuara dari sungai di atas bukit Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jatim ini, memang sarat nilai religi. Termasuk aura misteri yang menyelimuti kompleks wisata air terjun satu-satunya di Tuban itu.
Ada sebuah keyakinan dari warga sekitar, bahkan juga warga Tuban, jika air terjun Nglirip memiliki kisah percintaan yang melegenda. Mungkin tak jauh beda dengan Romeo and Juliet karya sastrawan besar dari Inggris, William Shakespeare, yang berakhir tragedi. Legenda putri Nglirip itu pula yang masih membayangi kehidupan alam di sana.
Warga Mulyoagung dan desa-desa sekitarnya, ungkap Ridwan Samidi warga setempat, meyakini jika air terjun Nglirip tak bisa dibuat main-main. Apalagi kalau sampai pacaran pakai berciuman atau bahkan sampai melakukan hubungan intip di sekitar Nglirip. Dijamin pasangan itu tak akan langgeng sampai 40 hari kemudian.
“Air terjun Nglirip tidak boleh dipakai pacaran sampai ambung-ambungan (berciuman), apalagi sampai bersetubuh. Putri Nglirip tak suka perbuatan itu,†kata Ridwan Samidi.
Sudah banyak bukti dan sudah banyak pula yang membuktikan sendiri. Mereka akhirnya berpisah dengan kekasihnya, setelah berkencan di air terjun Nglirip.
Di balik itu, ada pula keyakinan, jika perawan maupun bujang yang mau mandi di air terjun Nglirip, mereka bakal mudah menemukan jodoh. Fenomena kedua ini belakangan menjadi tren, karena itu pula air terjun yang membelah hutan jati ini menjadi tujuan anak-anak muda untuk berwisata.
“Setiap kali ada anak-anak pacaran kesini, selalu saya ingatkan agar tidak mendekati air terjun tapi tidak percaya. Mereka baru membenarkan omongan saya setelah putus dengan pacarnya,†ungkap Munadi (58), penjual es degan di kompleks air terjun Nglirip. Â
Sedangkan Samuji (41), warga Montong, Tuban menyatakan, sudah banyak kejadian bahkan sampai sekarang masih berlaku dan diyakini kebenarannya, air terjun Nglirip tidak bisa dipakai main-main. Asal pasangan belum bersuami istri dan hubungannya belum jauh layaknya suami istri masuk ke kompleks Nglirip dipastikan bakal putus.
“Akan tetapi, meskipun masih pacaran, tapi sudah melakukan hubungan intim biasanya tidak terpengaruh dengan kutukan Putri Nglirip. Saya sendiri pernah mengalami, putus dengan pacar saya karena kencan di Nglirip,†ungkap Pambudi saat ditemui SuaraBanyuurip.com di kompleks air terjun Nglirip.
Ihwal legenda yang sampai kini dipercaya warga setempat itu, terkait dengan keberadaan Putri Nglirip. Diyakini sang putri yang patah hati tetap melajang hingga karena kesaktiannya bisa berpindah alam.
Banyak versi bermunculan terkait legenda Nglirip. Salah satunya menyebut, legenda Nglirip berawal dari pertemuan salah satu Adipati Tuban di zaman sebelum kerajaan Majapahit. Kala itu sang Adipati terpesona melihat kecantikan perawan desa anak dari tokoh sakti di desa tersebut.
Perawan tersebut akhirnya dipinang dan dijadikan istri kesekian dari Adipati. Meski menjadi istri Adipati hingga memiliki anak perawan, ia tak mau diboyong ke pendapa kadipaten.
Sang anak tersebut, belakangan memiliki kekasih dari rakyat jelata. Tapi, hubungan asmara ini ditentang orangtuanya, baik dari ibunya maupun ayahnya yang Adipati. Sang anak minggat dari rumah setelah mengetahui kekasihnya, konon bernama Joko Lelono, tewas dibunuh prajurit kadipaten atas perintah ayahnya.
Sang putri pun akhirnya bertapa di salah satu goa di balik air terjun di tengah hutan, air terjun Nglirip. Putri yang patah hati ini menutup diri menolak ditemui siapapun. Hingga kini sesekali sang putri muncul tengah mengambil air di dasar air terjun Nglirip.
“Putri yang bertapa itu disebut Putri Nglirip, makanya ia kecewa kalau ada orang bercumbu rayu di sekitar air terjun,†kata Robani di samping sejumlah warga setempat yang ditemui terpisah.
Warga meyakini, putri Nglirip merasa marah jika ‘rumahnya’ di sekitar goa air terjun Nglirip dipakai pacaran. “Tapi kalau pasangan suami istri biasanya tidak apa-apa,†ungkap Abdul Manan warga Mulyoagung.
Bagi warga Desa Mulyoagung dan sekitarnya putri Nglirip diyakini ada. Meski sarat rahasia yang sulit dibuktikan, misteri sang putri masih diyakini keberadaannya.
Misteri Nglirip secara turun tenurun menjadi bagian kehidupan warga bukit kapur wilayah KPH Perhutani Parengan tersebut. Mereka sulit mengelak misteri yang terbalut keindahan air terjun di sana. Air terjun yang berhulu pada sejumlah mata air di hutan Krawak, Singgahan ini menjadi urat nadi warga disana.
Tak hanya untuk air minum. Kebutuhan irigasi lahan pertanian pun mengandalkan sungai yang bermuara dari air terjun Nglirip. Tak sedikit pula diantara petani di sana, sesekali masih bisa melihat sang Putri Nglirip yang gemar berbusana serba putih, muncul diantara air terjun.
“Kalau tidak tahu sendiri tak akan percaya, putri Nglirip memang ada. Saya pernah tahu sendiri, beliau mengambil air di dasar air terjun,†ungkap Rujito (58), seorang peatni yang ditemui di ladangnya tak jauh dari air terjun Nglirip.
Yang pasti, hingga kini pun setiap ada pengunjung masuk kompleks Nglirip, warga Desa Mulyoagung selalu mengingatkan. Ada yang percaya, ada pula yang tak menggubris.
Jika Anda ingin membuktikan, datanglah dengan pacar ke air terjun Nglirip. Pastikan sampai beradegan mengundang syahwati. Â (edy purnomo)