SuaraBanyuurip.com –
Bojonegoro – Meski operator,kontraktor, badan pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (BP. Migas) dan pemerintah desa menegaskan tidak ada kompensasi tunai, namun warga tetap bersikukuh memperjuangkan tuntutannya. Dibawah terik matahari yang terasa menyengat kulit, mereka terus menyuarakan ketidakadilan yang diterima akibat proyek pengembangan penuh lapangan minyak Banyuurip, Blok Cepu.
Perjuangan mereka pun berbuah hasil. Walapun bukan pemberian kompensasi tunai sebesar Rp. 1,5 juta per kepala keluarga per bulan selama proyek berlangsung. Namun beberapa tuntutan lain dipenuhi operator maupun kontraktor. Seperti perbaikan akses jalan warga ke sawah, kesepakatan PT. Etika Dharma Bangun Sejahtera (EDBS), mitra PT. Bojonegoro Bangkit Bangun Sarana (BBS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro, Â dengan warga tentang pembebasan lahan Rp 50 juta secara tunai.
Kemudian, kompensasi tembok penahan tanah (TPT) dusun Sukorejo, pekerja orang luar desa Bonorejo tidak boleh harus warga desa Bonorejo dan Truk staful malam harus ada laporan dan kesepakatan dengan warga dan layanan kesehatan gratis.
Warga pun sebenarnya belum puas karena tuntutan kompensasi tidak disepakati. Namun sejumlah tuntutan yang dipenuhi tersebut cukup menjadi pelipur lara kegalaun dampak debu yang mereka terima dari proyek EPC-1 Banyuurip, Blok Cepu.
“Alhamdulillah dari tuntutan 6 item itu hanya satu item yang tidak disetujui yaitu terkait dengan kopensasi tunai tersebut. Namun, diganti dengan program kesehatan gratis bagi warga,” tegas Saidi.
Terpisah, Jodi, yang juga salah satu warga yang ikut blokir akses road mengungkapkan, dana 50 juta rupiah itu langsung diberikan warga. Kemudian dana itu digunakan untuk pembangunan Mushola Puduk.
“Dana itu warga sudah sepakat untuk dibangunkan mushola Mas. Sedangkan, untuk pengobatan gratis juga sudah berjalan,”ungkap Jodi yang juga warga Puduk, desa Bonorejo tersebut.
Sebagai bentuk komiteman atas kesepakatan yang disepakati bersama warga, Tripatra pun menggelar layanan kesehatan keliling disekitar lokasi proyek EPC-1 Banyuurip. Kegiatan kali pertama dilakukan setelah aksi unjuk rasa warga. Hasilnya, mayoritas warga menderita pegal linu. Bukan akibat debu proyek. Karena penyakit lain seperti batuk dan pilek ternyata sangat minim.
Untuk memastikannya, aku  meluncur dilokasi sasaran pengobatan gratis warga. Hasil pantauan di lokasi menyebutkan, pelayanan gratis yang ditempatkan di rumah, Jaswadi, warga Temlokorejo mulai jam 08.00-13.30 WIB itu setidaknya sudah dapat menjadikan bahan jika mayoritas warga mengeluhkan sakit pegal linu, tekanan darah tinggi dan rendah.
Patri, warga Dusun Dawung, Mojodelik ketika ditemmui disela-sela pengobatan mengaku sangat senang dengan adanyan pelayanan kesehatan gratis yang deberikan Tripatra. Karena dapat mengurangi beban warga sekitar Banyuurip.
“Pelayanan kesehatan gratis ini sangat membantu warga Mas,”ungkap warga berusia 80 an tahun yang keluhannya pegel dan kesemutan dibadannya tersebut.
Sidik dan Sukemi warga Desa Brabowan ini mengeluhkan dengan rasa pegel linu dan rematic disekujur tubuhnya. “Oalah mas kalau pegel linu dan rematic saya kumat tidak bisa tudur. Dan, Alhamdulillah ada pengobatan gratis ini dapat mengurangi keluhan yang tak rasakan tersebu,”ungkap sadik.
“Satu bulan ini saya merasakan gatal-gatal dan pegel linu Mas. Jika mandi saya makai air hangat agar bisa mengurangi rasa gatal tersebut,”sambung Jauri warga Temlokorejo, Desa Gayam dilokasi pengobatan.
Dr  Amirudin, dari Medcal Plasa yang ditugaskan PT Tripatra untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis warga sekitar EPC-1 Banyuurip ketika ditemui SuaraBanyuuri.com sehabis ngecek kesehatan warga menyatakan, mayoritas keluhan yang disampaikan warga Temlokorejo, sokorejo (Puduk) Desa Bonorejo, warga Desa Mojodelik dan Brabowan, Kecamatan Gayam secara umum adalah pusing, badan pegal linu.
Bahkan, ada juga yang punya penyakit katarak. Adapun ada keluhan lain seperti batuk pilek dan gatal-gatal sangat minim sekali. Intinya, mayoritas yang dikeluhkan warga adalah penyakit bawaan.
“Dari sekitar 100 lebih pasien yang sudah diberikan pelayanan kesehatan tidak ada 15 persen orang yang mengeluhkan batuk, pilek, dan gatal pada kulit,” kata Amirudin,
Dia jelaskan, terkait obat yang diberikan pelayanan kesehatan gratis disesuaikan dengan keluhan warga yang dilayaninya. Yakni berbentuk tablet, salep dan bedak.
“Hasil tensi, mayoritas warga tekanan darahnya tinggi dan rendah,”aku dokter yang dikhususkan memberikan pelayanan kesehatan gratis di EPC-1 tersebut.
Terpisah, Comunnity Affairs Tripatra, Budi Karyawan menyatakan, pelayanan kesehatan gratis kepada warga sekitar EPC-1 Banyuurip akan dilakukan setiap satu minggu sekali. Dengan cara berpindah-pindah tempat pelayanannya.
“Semoga, dengan adanya pelayanan kesehatan gratis ini dapat bermanfaat kepada warga sekitar. Lain itu, juga dapat dijadikan pengantisipasian kondisi kesehatan warga yang ada di sekitar akses road,”kata Budi Karyawan.
Budi mengungkapkan, dalam kegiatan ini warga yang berobat gratis mayoritas didominasi oleh warga yang sudah lanjut usia (Lansia). Sesuai data yang masuk, secara keseluruhan keluhannya pegel linu, nyeri punggung, hipertensi, flu, sakit mag, bahkan ada yang sakit katarak.
“Dari hasil pemeriksaan ini menjadi bukti jika sakit yang diderita warga tidak semuanya faktor dari proyek EPC-1. Namun penyakit bawaan dan perubahan iklim,†tegas putra Malang, Jatim ini.
Meski demikian, Tripatra tetap akan melaksanakan pengobatan gratis ini sampai Desember nanti. Karena kegiatan yang dilaksanakan tersebut sebagai bentuk empati kepada warga yang merasa terdampak debu dari proyek EPC-1 Banyuurip tersebut.
â€Kita tetap komitmen pada janji yang sudah disepakati bersama. Kita sudah melakukan tiga kali pelaksanaan pengobatan gratis kepada warga yang meliputi enam pedukuhan yang ada di empat Desa sekitar Banyuurip. Yakni, di Desa Gayam, Bonorejo, Mojodelik dan Brabowan. Sesuai dengan hasil cek medis keluhan warga mayoritas pegel linu, darah tinggi dan rematic,”terang Budi.
Pri asal Malang, Jatim itu menambahkan, pelayanan kesehatan gratis yang diberikan PT. Tripatra Engineers & Constructor, kontraktor pelaksana engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip, kepada warga ring 1 Blok Cepu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, direncanakan bakal berakir Desember 2012 mendatang.
â€Sementara anggaran kami baru sebatas Desember. Kalau management menyetuji pelayanan kesehatan gratis ini akan dilanjut tahun depan,†kata Budi Karyawan, Comunnity Affairs Tripatra kepada suarabanyuurip saat melihat langsung pelayanan kesehatan gratis di Polindes Mojodelik, Sabtu (06/10).
Meski tuntutan utama berupa kompensasi tunai yang dilayangkan warga sekitar proyek EPC-1 Banyuurip itu tak dipenuhi, namun sejumlah tuntan termasuk pelayanan kesehatan keliling yang diberikan Mobil Cepu Limited (MCL), operator migas Blok Cepu maupun kontraktornya, Tripatra, cukup menjadi pelipur lara mereka.(samian sasongko)