SuaraBanyuurip.com – Totok Martono
Lamongan – Tak semua guru menjadikan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sarat dengan makna. Gegab gempita perayaan Hardiknas tak memiliki nilai sakral bagi kalangan Guru Tidak Tetap (GTT), maupun honorer di lembaga pendidikan di daerah. Â
“Apa makna Hardiknas jika pemerintah tidak memperdulikan nasib guru?“ ujar seorang guru SD yang menjadi peserta upacara peringatan Hardiknas di Alun-alun Lamongan, Kamis (2/5/2013).
Dia akui, selama hampir 8 tahun mengabdi menjadi guru, dirinya masih berstatus guru honorer. Tidak ada kejelasan kapan akan diangkat pemerintah menjadi guru PNS.Â
“Padahal tugas, dan kewajiban guru GTT dengan PNS itu sama beratnya. Kenapa guru GTT-nya selama bertahun-tahun bahkan belasan tahun tidak juga diangkat PNS oleh pemerintah? “ ujar ibu guru tadi bernada mengeluh.
Sun’an seorang guru SD di Brondong, Lamongan mengaku, selama 6 tahun menjadi guru setiap bulannya hanya mendapatkan honor Rp50 ribu dari sekolah. Ini dikarenakan tidak ada dana dari sekolah untuk menggaji guru GTT. Untuk menutupi kebutuhan keluarga sehari-hari dia harus bekerja serabutan usai mengajar.
“Pemerintah itu tidak adil. Masa guru yang sudah PNS masih mendapat sertifikasi sehingga gajinya dobel. Masih dapat gaji 13 juga. Lha yang GTT bertahun-tahun nasibnya tidak ada kejelasan, “ ujarnya lagi.
Sementara itu, dalam peringatan Hardiknas 2013, Bupati Lamongan,  Fadeli, membagikan  bonus kepada para pelajar berprestasi di wilayah setempat. Penghargaan itu diserahkan usai dirinya menjadi inspektur upacara di Alun-alun Lamongan.
Seusai upacara Fadeli memberikan tali asih kepada 13 PNS Dinas Pendidikan yang pensiun. Sementara 40 anak tidak mampu juga menerima santunan dari orang nomor satu di Kota Soto tersebut.
Penghargaan kepada 17 siswa berprestasi peraih medali dalam Pekan Olahraga Daerah (Popda) IX Jatim, Fadeli memberikan bonus uang tunai yang totalnya Rp12 juta. Diantaranya kepada peraih 2 medali emas atletik nomor 800 meter putri, dan nomor 1500 meter putri, Esty Alifia.
Medali emas lain dalam Popda XI Jatim adalah Rahmad Panji Bukhori di cabang olahraga panahan nomor aduan perorangan. Kemudian Vica Regina Pitaloka yang meraih emas pencak silat di nomor Kelas H. peraih emas mendapat bonus Rp1 juta, perak mendapat Rp750 ribu, dan peraih perunggu mendapat bonus Rp500 ribu.
Dalam kesempatan tersebut fadeli juga memberikan tali asih kepada 13 PNS Dinas Pendidikan yang pensiun, dan santunan kepada 40 anak keluarga tidak mampu. (tok)