SuaraBanyuurip.com – Ririn W
Bojonegoro – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta kepada kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC) 1 Lapangan Banyuurip, Blok Cepu untuk meningkatkan volume pekerjaan konstruksinya hingga 2,5 persen per minggu. Hal ini untuk mengejar target puncak produksi sebesar 165 ribu barel per hari (bph) pada Oktober 2014 mendatang.
Kepala Pengawas dan Pengendalian Proyek Banyuurip SKK Migas, Iman Nurkamal, mengungkapkan, sesuai monitoring yang dilakukan di proyek pembangunan pusat fasilitas pemrosesan minyak mentah Banyuurip yang masuk dalam paket pekerjaan EPC-1 di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mencapai 61 persen pada akhir Juni lalu.
“Karena itu kita harapkan pekerjaan konstruksi terus ada peningkatan dari 1% ke 2.5 % per minggunya,” tegasnya kepada SuaraBanyuurip.com, Jum’at (12/7/2013).
Untuk mewujudkan hal itu PT. Tripatra Engineers & Cosntructors, kontraktor EPC-1 Banyuurip perlu menambah lebih banyak lagi tenaga kerja konstruksi yang saat ini baru mencapai 2200 orang. Disamping itu perlu juga meningkatkan produktivitas tenaga kerja agar kemajuan pekerjaan konstruksi lebih agresif peningkatannya.
“Yang jelas tidak ada kendala dilapangan untuk mencapai puncak produksi Blok Cepu,” imbuh Nurkamal.
Sementara itu, Community Affairs Manager PT Tripatra Engineers & Constructors, Budi Karyawan, mengungkapkan, saat ini jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proyek konstruksi sebanyak 4500 orang. Dari jumlah itu 70 persen berasal dari lokal Bojonegoro dengan berbagai skill atau keahlian.
“Untuk Agustus ini, Insya Allah akan mencapai lima ribu lebih tenaga kerja,” sambung Budi.
Dia menambahkan, selama ini kebutuhan tenaga kerja yang paling besar adalah di bidang mekanikal. Namun yang paling banyak terserap adalah tenaga kasar, sehingga ada sedikit kekurangan namun bisa teratasi.
“Kami hanya menghormati Perda Konten Lokal, dimana untuk tenaga kerja mengutamakan lokal,” tegas Budi.
Menurutd dia, tenaga kerja yang diambil selama ini tidak sembarangan orang. Melainkan butuh ketrampilan tinggi agar bisa bekerja di proyek EPC dengan keyakinan target pekerjaan terpenuhi.
“Saat ini ada dua ratus orang dalam proses wawancara dan interview,” pungkas Budi. (rien)