SuaraBanyuurip.com – Edy Purnomo
Tuban – Sejumlah titik bibir Bengawan Solo di Kabupaten Tuban, Jawa Timur saat ini mengalami kritis usai tergerus air pasca meluapnya sungai terpanjang di pulau jawa beberapa waktu lalu.
Pantauan di lokasi, sejumlah titik tanggul bengawan yang kritis itu terdapat di Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel. Di tempat ini tanggul banyak yang mengalami longsor dan ambles karena terseret air. Bahkan beberapa rumah milik penduduk di desa itu sempat dievakuasi dan dipindahkan untuk menjauh dari pinggir Bengawan Solo. Sementara puluhan rumah lain, juga dipastikan akan mengalami hal serupa apabila penanganan tidak segera dilakukan.
Di desa ini, setiap tahun bantarannya mengalami longsor sekitar 10 meter. Karena di desa ini tidak ada tanggulnya.Kondisi itu mengancam lebih dari 10 kepala keluarga yang saat ini bermukim di dekat bantaran sungai.
“Rata-rata setiap tahun longsor mencapai 10 meter,†jelas Sekretaris Desa (Sekdes) Kanorejo, Bambang Dwi Susanto, kepada wartawan.
Bambang menjelaskan, selama beberapa tahun terakhir sudah banyak rumah penduduk yang berada di dekat bantaran telah dipindahkan. Bahkan Tanah Kas Desa (TKD) di desa tersebut juga tergerus. Warga takut karena sekarang air yang deras selalu mengikis bantaran Bengawan Solo dan mengancam pemukiman penduduk.
“Kalau jumlahnya banyak sekali, bahkan rumah saya dulu juga sempat dipindahkan karena rawan longsor,†tambah Bambang.
Untuk itu warga berharap pemerintah bergerak cepat dengan membangun tanggul ataupun pembatas antaran bengawan dan bantaran yang ada di desa tersebut. Karena dengan begitu, air Bengawan Solo yang mengikis bantaran bisa terhalang bangunan.
Sementara itu, bantaran kritis juga terjadi di beberapa tempat lain. Diantaranya di Desa Banjararum, Kecamatan Rengel dan juga beberapa desa yang ada di Kecamatan Plumpang dan Kecamatan Widang.(edp)