SuaraBanyuurip.com – Ririn Wedia
Bojonegoro – Masyarakat Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengancam akan melakukan pemblokiran akses sumur migas  Pad B, Lapangan sukowati, Blok Tuban, yang dioperatori Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) jika tuntutan mereka belum dipenuhi.  Ancaman itu mereka sampaikan saat sosialisasi penambahan dua sumur di Pad B oleh JOBP-PEJ di Balai Desa Ngampel, Senin (8/9/2014).
Ada beberapa tuntutan yang diminta warga untuk segera direalisasikan oleh perusahaan migas asal China yang 70 persen sahamnya dikuasai oleh Pertamina tersebut. Diantaranya pemberian tali asih sebanyak dua kali lipat dari sebelumnya yakni dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 Juta, karena pemberian tali asih sempat tertunda selama tiga bulan, perbaikan fasilitas di SDN Ngampel seperti paving dan kamar mandi sekolah, perbaikan lampu penerangan jalan sepanjang jalan desa, dan tambahan tenaga kerja.
“Kalau itu tidak direalisasuikan, kami akan blokir akses Pad B, dan melarang ada kegiatan pengeboran di sana,” tegas tokoh pemuda setempat, Sudirman.
Pemuda yang juga anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ngampel itu mengatakan, dari beberapa tuntutan yang disampaikan dalam sosialisasi itu belum mendapat kepastian dari operator.Â
“Jawaban dari JOB belum ada yang final, masih mengambang semua,” ujar dia, mengungkapkan.
Sementara itu, Kepala Desa Ngampel, Pujianto, mengatakan, apa yang diminta warga telah diakomodir dengan baik oleh pemerintah desa dan JOB P-PEJ. Meskipun apa yang dituntut tidak bisa dipenuhi semuanya dengan segera, namun diharapkan pengeboran bisa tetap berjalan dengan lancar.
“Ini kan proyek negara, kita tidak bisa melarang begitu saja, karena sudah ada undang undang yang mengatur kegiatan tersebut,” sambung Pujianto.
Pujianto memastikan, baik masalah tenaga kerja maupun tali asih akan diusahakan terealisasi, meskipun butuh waktu untuk memprosesnya. “Saya harapkan semua berjalan lancar dan kondusif tanpa ada masalah apapun,”pungkas Pujianto.(rien)